Post

Silsilah Yesus Dan Nabi Muhammad .Saw 7

Benarkah Silsilah Yesus lebih Mulia
daripada Silsilah Nabi Muhammad saw?

Benarkah silsilah moyang Yesus melalui Ishak dengan ibunya Sara, lebih mulia daripada silsilah moyangnya nabi
  Muhammad melalui Ismael dan ibunya yang bernama Hagar?
Pertanyaan ini sangat menarik sekali, sebab banyak umat Kristiani yang berpendapat seperti itu. Bahkan dalam berbagai brosur diterbitkan oleh salah satu lembaga Kristen yang tersebar kemana-mana, seolah ingin membentuk seatu opini dimasyarakat muslim maupun Kristen bahwa leluhur nabi Muhammad yaitu Ismael dengan ibunya Hagar hanyalah merupakan orang turunan budak yang tekutuk.
Setelah kami teliti dalam Alkitab, ternyata tuduhan itu sama sekali tidaklah beralasan. Memang Hagar hanyalah seorang budak atau pembantu rumah tangga tetapi apakah seorang budak atau pembantu rumah tangga dimata Allah lebih rendah daripada majikannya? Ternyata tidak, sebagaimana telah dibuktikan pada pertanyaan pertama, dimana tuduhan tersebut jusrtu dibantah oleh Alkitab itu sendiri,
Jika Tuhan dalam Alkitab membeda-bedakan orang hanya karena status sosial saja, berarti tidak pantas Dia itu bisa disebut Tuhan, sebab Tuhan itu Maha Adil. Dimata Tuhan semua umat manusia sama kedudukannya. Yang membedakan mereka hanyalah ketaqwaan kepada-Nya saja, karena Dia tidak membeda-bedakan orang (Ulangan 10:17, Mazmur 22:25, Kis 10:34-35 dan Kol 3:25). Yang paling mulia disisi-Nya ialah yang paling bertaqwa, sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur’an :
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS 49 Al Hujuraat 13)
 
“Inna akramakum ‘indallaahi atqaakum.”
“Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah yang lebih taqwa diantara kamu."
Sekarang mari kita lihat ayat Alkitab itu sendiri, apakah perkawinan Abraham dan Hagar bermasalah atau tidak.

Perkawinan Abraham dan Hagar
Adapun Sarai, ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang mesir, Hagar namanya. Berkatalah Sarai kepada Abraham : “Engkau tahu, Tuhan tidak memberikan aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu ; mungkinoleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abraham mendengarkan perkataan Sarai. Jadi Sarai, istri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesiar itu, - yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah  Kanaan  -, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya.” (Kej 16:1-3)
Dari ayat Alkitab  (Bible) tersebut, ternyata perkawinan antara Abraham dan Hagar tidak bermasalah, sebab yang menyuruh Abraham kawin dengan Hagar adalah Sara istri pertama Abraham. Soal Hagar hanya budaknya Sara, itu bukan masalah, sebab hal itu hanya sekedar perbedaan status sosial saja. Tetapi di mata Allah sudah sudah dijelaskan…tidak!
Sekarang marilah kita tengok dalam Alkitab itu sendiri, bagaimana perkawinan antara Abraham dengan Sara, apakah bermasalah atau tidak?

Perkawinan Abraham dan Sara
“Lalu Abraham berangkat dari situ ke tanah Negeb dan ia menetap antara Kadesh dan Syur. Ia tinggal di Gerar sebagai orang asing. Oleh karena Abraham telah mengatakan tentang Sara, istrinya : “Dia saudaraku,” maka Abimelekh,raja Gerar, mengambil Sara. Tetapi pada waktu malam Allah datang kepada Abimelekh dalam suatu mimpi dan serta berfirman kepadanya : “Egkau harus mati karena perempuan yang telah kau ambil itu; sebab ia sudah ia bersuami.” Adapun Abimelakh belum menghampiri Sara. Berkatalah ia : “Tuhan! Apakah Engkau membunuh bangsa yang tak bersalah? Bukankah orang itu sendiri mengatakan kepadaku: Dia saudaraku? Dan perempuan itu sendiri mengatakan : “ia saudaraku. Jadi hal ini kulakukan dengan hati yang tulus dan dengan tangan yang suci.” Lalu berfirmanlah Allah kepadanya dalam mimpi : “Aku tahu juga, bahwa engkau telah melakukan hal itu dengan hati yang tulus, maka Akupun telah mencegah engaku untuk berbuat dosa terhadap Aku; sebab itu Aku tidak membiarkan engkau menjamah dia. Jadi sekarang, kemablikanlah istri orang itu, sebab dia seorang nabi; ia akan berdoa untuk engkau, maka engkau tetap hidup; tetapi jika engkau tidak mengembalikan dia, ketahuilah, engkau pasti mati, dan semua orang yang bersama-sama dengan engkau.” Keesokan harinya pagi-pagi Abimelekh memanggil semua hambanya dan memberitahukan seluruh peristiwa itu kepada mereka, lalu sangat takutlah orang-orang itu kemudian Abimelekh memanggil Abraham dan berkata kepadanya: “Perbuatan apakah yang kau lakukan ini kepada kami, dan kesalahan apakah yang kulakukan terhadap engakau, sehingga engaku menentang dosa besar atas diriku dan kerajaanku? Engkau telah berbuat hai-hal yang tidak patut kepadaku. : “ Lagi kata Abimelekhkepada Abraham : “Aku berpikir: Takut akan  Allah tidak ada tempat ini;tentulah aku akan dibunuh karena isteriku. Lagipula ia bemar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi kemudian ia menjadi isteriku.” (Kej 20:1-12)

Dari jalan cerita dari Abraham dalam Alkitab tersebut, memberikan kesan buruk kepada kita sebagai berikut:
  • Hanya karena takut kepada raja, Abraham rela memberikan isterinya.
  • Abraham tidak pantas harus mengawini adiknya sendiri, anak ayahnya dari isteri yang lain.
  • Abraham tidak amanah kepada seorang raja daripada Allah.
  • Abraham tidak amanah dalam menjaga kehormatan isterinya.
  • Abraham bukanlah seorang suami yang baik.
Timbullah pertanyaan, “ Apakah sah perkawinan Abraham dan Sara?”
Untuk itu biarlah Alkitab sendiri yang akan memberiakan jawaban. Marilah kita simak firman Allah dalam Alkitab (Bible) sebagai berikut:
“Bila seorang laki-laki mengambil saudaranya perempuan, anak ayahnya atau anak ibunya,maka mereka bersetubuh, maka harus suatu perbuatan sumbang, dan harus dilenyapkan didepan orang-orang sebangsanya; orang itu telah menyingkap aurat saudarnya perempuan, maka ia harus menaggung kesalahannya sendiri.” (Imamat 20:17)
“Terkutuklah orang yang tidur dengan saudaranya perempuan, anak ayah atau anak ibunya. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata : Amin” (Ulangan 27:22)

Ayat Alkitab tersebut memberikan jawaban yang telah bisa dipercaya, sebab diambil langsung dari Alkitab sebagai firman Allah. Karena jawaban tersebut berasal dari Allah, maka jelas bahwa perkawinan Abraham dengan Sara justru bermasalah besar, karena ternyata mereka berdua harus dilenyapkan diantara orang-orang sebangsanya, karena Abrahaam telah menyingkap aurat saudaranya perempuan. Dengan demikian berarti perkawinan Abraham dengan Hagar (leluhur Muhammad Saw.) justru yang telah mulia di sisi Allah.
Kalau Alkitab melecehkan dan meneppatkan sebagai suami yang tidak pantas karena mela-kukan hal-hal yang tercela, bagaimana Al Qur’an berbicara tentang Nabi Ibrahim. Perhatikan ayat Al Qur’an sebagai berikut”

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji[87] Tuhannya dengan beberapa kali kalimat (Perintah dan larangan), lalu Ibrahim melaksanakannya dengan baik. Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku akan menja-dikan  engkau pemimpin bagi manusia.” Ibrahim berkata (berdoa), “Dan dari keturunanku[88] (juga)!” Allah berfirman, “Janjiku (ini) tidak diperoleh orang-orang yang zalim.” (Qs 2 Al Baqarah 124)

“Tiada Ibrahim itu orang yahudi dan tidak (pula) orang Nasrani, tetapi dia seorang yang lurus[201] lagi muslim, dan dia tidak termasuk orang-orang musyrik.” (Qs 3 Ali ‘Imraan 67)

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah sedang dia berbuat kebaikan dan dia mengikuti ibrahim yang lurus? Dan Allah menjadikan Ibrahim kesayangan-Nya.” (Qs 4 An Nisaa’ 125).

Sungguh sangat luar biasa Allah memuji dan memuliakan nabi Ibrahim dalam Al Qur’an, dimana ujian Allah berikan kepadanya dilaksanakannya dengan sabar dan baik, bahkan Ibrahim dijadikan sebagai seorang pemimpin bagi umat manusia. Lebih daripada itu Allah jadikan Ibrahim sebagai orang kesayangan_Nya. Subhanallah!!

Bagaimana Perkawinan Yakub?
Kalau tadi perkawinan Abraham dengan Sara ternyata bermasalah besar, bahkan diancam hukum harus dilenyapkan dari orang-orang sebangsanya, maka sekarang marilah kita lihat bagaimana perkawinan dengan Sara yaitu Yakub (leluhurnya Yesus). Kalau kita baca kisah perkawinan Yakub ini, terkesan seperti cerita Novel, tapi ini benar-benar ayat Alkitab, bukan cerita Novel.
 
“Laban mempunyai dua anak perampuan yang sudah tua namanya Lea dan yang lebih muda namya Rahel. Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya. Yakub cinta kepada Rahel, sebab ia berkata : “Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk menadapatkan Rahel, anakmu yang lebih muda itu.” Sahut Laban : “Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu daripada orang lain; maka tinggallah padaku.” Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapatkan Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti bebarpa hari saja, karena cintanya kepada Rahel. Sessudah itu berkatalah Yakub kepada Laban: “Berikanlah kepadaku bekal istriku itu, sebab jangka waktuku telah genap, supaya akau akan kawin dengan dia.” Lalu Laban mengundang semua orang di tempat itu, dan mengadakan perjamuan. Tetapi pada waktu malam di ambilnyalah Lea, anaknya, lalu dibawanya kepada Yakub. Maka Yakubpun menghampiri dia. Lagipula Laban memberikan Zilpa, budaknya perempuan, kepada Lea, anaknya itu, menjadi budaknya. Tetapi pada waktu pagi tampakah bahwa itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban.”Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk emnadapat Rahel aku bekerja kepadamu? Menagapa engkau menipuku? Jawab Laban: “Tidak bisa orang berbuat demikian di tempat kami ini, mengawinkan adiknya lebih dahulu daripada kakaknya. Maka genapilah tujuh hari perkawinanmu dahulu   dengan anakku ini; kemudian anakku yang lainpun akan diberikan kepadamu sebagai upah, asal engaku bekerja pula padaku tujuh tahun lagi.” (Kej 29:16-27)
“Maka Yakub berbuat demikian; ia menggenapai ketujuh hari perkawinan-nya denganm Lea kemudian Laban memeberikannya pada Rahel, anak itu, menjadi istrinya. Lagipula Laban memberikan Bilha, budaknya perempuan kepada Rahel,  anaknya itu menjadi budaknya. Yakub mengahmpiri Yakub juga malah ia lebih cinta pada Rahel daripada Lea. Demikianlah ia bekerja pula pada Laban tujuh tahun lagi.” (Kej 29:28-30)
 
Dari cerita tersebut, dapat kita ketahui bahwa pernikahan Yakub dan Lea tidak sah, sebab yang dinikahi Yakub pada waktu itu bukanlah Lea. Lagipula Laban (mertuanya Yakub) benar-benar menipu Yakub yaitu dengan cara menukar Rahel dengan Lea di saat  malam pengantin, hanya dengan alasan lebih tua, jadi tidak bisa dilangkahi. Tetapi bagaimana mungkin Yakub tidak tahu bahwa yang d ia tiduri semalaman itu adalah orang yang bukan istrinya yang tidak dicintainya dan tidak pula dinikahinya. Ini berarti Yakub telah berzina dengan wanita yang bukan istrinya. Kalau begitu anak-anak yang dilahirkan Lea dari Yakub adalah anak haram.

Yakub mengambil dua selir lagi
”Kata Rahel: “Ini Bilha, budak perempuanku, hampirilah dia, supaya ia melahirkan anak  di pangkuanku, dan supaya oleh dia akau mempunyai keturunan.” Maka diberikannyalah Bilha, budaknya itu, pada Yakub menjadi istrinya dan Yakub menghampiri budak itu.” (Kej 30:3-4)
“Ketika dilihat Lea, bahwa  ia tidak melahirkan lagi, diambilnyalah Zilpa, budaknya perempuan, dan berikannya Yakub menjadi istrinya.” (Kej 30:9)
Dari ayat tersebut dapat kita ketahui, istri Yakub adalah dua orang kakak beradik kandung (Lea dan Rahel).
Selir-selir Yakub adalah budak-budaknya dari dua istrinya sendiri dan dari keempat istrinya ini lahirlah 13 orang anak bagi Yakub. Inilah anak-anak keturunana Yakub dari keempat istrinya.
Anak-anak Yakub dari istrinya yang bernama Lea adalah sebagai berikut :
1.       Ruben
2.       Simeon
3.       Lewi
4.       Yehuda
5.       Isakhar
6.       Zebulon
7.       Dina (wanita)
Anak-anak Yakub dengan Bilha adalah:
8.       Dan
9.       Naftali
Sedangkan anak Yakub dnegan Zilpa, memiliki anak bernama:
10.   gad
11.   Asyer
Anak Yakub dengan Rahel adalah :
12.   Yusuf
13.   Benyamin

Salah asatu anak Yakub adalah wanita yang bernama Dina. Menurutv adat istiaadat bangsa Yahudi, nasab hanya diambil dari keturunan anak laki-laki, bukan dari anak wanita.
Jadi anak Yakub yang semuanya berjumlah 13 orang, karena yang satu wanita jadi yang dihitung hanya 12 orang jumalahnya.
Sekarang marilah kita lihat apaa yang terjadi dengan anak keturunan atau leluhur Yesus dari Ishak yaitu Yakub dengan Lea yang bernama Ruben.
“Ketika Israel (Yakub) diam di negeri ini, terkadilah bahwa Ruben sampai tidur dengan Bilha, gundik ayahnya dan kedengaranlah hal itu kepad Israel (Yakub).” (Kej 35:22a)
Ruben (cucunya Ishak) dan naka pertma Yakub dari strinya Lea, sementara Bilha adalah istri kedua dari Yakub. Ini berarti bahwa anaknya yang bernama Ruben tersebut selingkuh dengan istri bapaknya.
Jika Ruben anak pertama Yakub ternyata berakhlak sangat buruk seperti itu, sekarang marilah kita lihat bagaimana dengan anaknya Yakub yang keempat yang bernama Yehuda (cucunya Ishak). Apakah akhlaknya Yehuda lebih baik daripada akhlaknya Ruben, kakak kandungnya. Maaf sekali ini bukan cerita Novel, tapi sangat mirip bahkan lebih dari cerita Novel beneran. Ikutilah jalan cerita dalam Alkitab seperti di bawah ini:

Sambungan hal.8
Anonim on 08.13 Balas Komentar

astaghfirullah, penulis alkitab telah mengisi fitnah pada nabi Allah

Translate

© Copyright 2013 ujan tampear powered by Blogger |