
Silsilah Yesus Dan Nabi Muhammad .Saw 6
Benarkah Yesus
tidak pernah berbuat dosa?
Cobalah simak ayat Alkitab berikut
ini :
“Ketika Yesus
masih berbicara dengan orang banyak itu, ibunya dan saudar-saudarnya berdiri di
luar dan berusaha menemui dia. Maka seorang berkata kepadanya : “Lihatlah, ibumu
dan saudara-saudaramu ada di luar dan berusaha menemui engkau.” Tetapi jawab
Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepadanya : “Siapa ibuku? Dan
siapa saudara-saudaraku?” Lalu katanya, sambil menunjuk ke arah murid-muridnya :
“Ini ibuku dan saudara-saudaraku! Sebab siapapun yang melakukan kehendak Bapaku
di sorga, dialah saudaraku laki-laki, dialah saudaraku perempuan, dialah
ibuku.” (Mat 12:46-50)
Ayat di atas memberikan kesan bahwa
Yesus menganggap ibunya adalah sebagai orang yang tidak melakukan kehendak
Bapanya (Allah) di surga. Ini merupakan pelecehan terhadap ibunya sendiri
sebagai seorang yang tidak taat.
Ucapan Yesus tersebut
“Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: “Siapa namamu? Jawabnya : “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia (roh jahat) memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepadanya, katanya: “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kiranya dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lema sdi dalamnya. Maka larilah penjaga penjaga babi itu dan menceritakan hal itu di kota dan di kampung –kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. (Markus 5:9-14)
Sambungan hal.7
bertentangan
dengan nasihatnya sendiri dalam ayat-ayat Perjanjian Baru seperti di bawah
ini:
“Kata Yesus:
“hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri.” (Mat 19:19)
“Hormatilah
ayahmu dan ibumu seperti yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, supaya
lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu,
kepadamu." (UI 5:16)
Sebagai umat Islam, kami tidak yakin
bahwa Yesus berani mengatakan terhadap ibunya yang telah melahirkannya seperti
yang tertulis pada Injil Markus 12:46-50 di
atas tadi. Tidak mungkin Yesus berbuat kesalahan sefatal itu apalagi terhadap
orang yang melahirkan dan membesarkannya. Yang salah pasti si penulis Injil
tersebut, bukan Yesus!
Al Qur’an justru berbicara
sebaliknya, yaitu Nabi Isa sangat memuliakan ibunya, bahkan Nabi Isa mambela
ibunya ketika ibunya dituduh sebagai seorang wanita berbuat zinah.
Perhatikan ayat-ayat Al Qur’an surat
19 Maryam 27-34 sebagai
berikut:
“Maka Maryam
membawa bayi itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka berkata, : Hai
Maryam, sesungguhnya engkau telah melakuka suatu perkara besar.” (QS. 19
Maryam 27)
“Hai saudara
perempuan Harun,[902] ayahmu bukanlah
seorang laki-laki jahat dan ibumu bukan seorang perempuan yang berbuat serong.”
(QS. 19 Maryam
28)
”
“Maka Maryam
mengisyaratkan kepada anaknya. Mereka berkata, “Bagaimana kamu berbicara dengan
bayi yang masih dalam buaian?” (QS. 19 Maryam
29)
“(Bayi) berkata,
“Sesungguhnya aku adalah hamba Allah. Allah memberiku kitabdan menjadikan aku
seorang nabi. (QS. 19 Maryam
30)
“Dan Dia
menjadikan aku orang yang diberkati di mana saja aku berada. Dan Dia
memerintahkan aku shalat dan zakat selama aku hidup.” (QS. 19
Maryam 31)
“Dan berbuat baik
kepada ibuku dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.”
(QS. 19 Maryam
32)
“Dan keselamatan
atasku pada hari aku dilahirkan dan pada hari aku wafat dan pada hari aku
bangkitkan hidup kembali.” (QS. 19 Maryam
33)
“Demikianlah
(kejadian) Isa putera Maryam. Itulah perkataan yang benar yang mereka
meragukannya.” (QS. 19 Maryam
34)
Ayat-ayat tersebut melukiskan
bagaiman Al Qur’an membela tuduhan terhadap nabi Isa (Yesus) dan ibunya Maryam.
Sekarang marilah kita lihat, bagaiman Al Qur’an menempatkan Maryam ibunya nabi
Isa as sebagai berikut:
“Dan ingatlah
ketika malaikat berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih engkau,
mensucikan dan melebihkan engaku atas sekalian perempuan yang ada di dalam alam
(pada masa itu).” (Q.S. 3 Ali Imraan 42)
Ayat tersebut melukiskan batapa Al
Qur’an sangat meuliakan Maryam. Bahkan dalam Al Qur’an ada surat Maryam,
sementara dalam Alkitab, tidak dijumpai nama surat Maryam. Satu-satunya kitab
suci yang mengabadikan dan memuliakan ibunya nabi Isa as (Maryam) melebihi dari
sekalian perempuan hanyalah Al Qur’an.
Kemudian pada ayat Injil Markus 5:1-14 seperti berikut ini, jika kita baca
dengan cermat, dan menggunakan logika, akan kita temukan kesalahan yang
ditimpakan kepada Yesus:
“Lalu sampailah
mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari
perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui dia.
Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya,
sekalipun dengan rantai, karena sudah dibelenggu dan dirantai, tetapu rantainya
diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun
yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan
dan di bukit-bukit sambil berteriak dan memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia
melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya, dan dengan keras ia
berteriak: “Apa urusanmu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Maha Tinggi?
Demi Allah, jangan siksa aku! Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya :
“Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” (Markus
5:1-8)
“Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: “Siapa namamu? Jawabnya : “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia (roh jahat) memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepadanya, katanya: “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kiranya dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lema sdi dalamnya. Maka larilah penjaga penjaga babi itu dan menceritakan hal itu di kota dan di kampung –kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. (Markus 5:9-14)
Setelah kita baca dan simak dengan
seksama jalan ceritanya, maka timbul pertanyaan sebagai berikut:
-
Siapakah yang membunuh 2000 ekor babi ternak tersebut?
-
Jika Yesus itu Tuhan, mengapa dia tidak menggunakan kekuasaannya mengusir roh jahat itu tanpa harus mengorbankan ternak orang sebanyak itu?
-
Apakah membunuh binatang yang dipelihara atau diternak orang sebayak 2000 ekor tidak berdosa?
-
Jika Yesus mengajarkan “kasih”, kenapa Yesus lebih kasih kepada si roh jahat ketimbang pemilik ternak.
-
Siapakah yang bersalah dalam hal auat peristiwa tersebut; Yesus, peternak babi, ataukah si roh jahat?
-
Siapakah yang bersalah dalam hal atau peristiwa tersebut, si peternak babai itu atau si roh jahat, ataukah Yesus?
Mungkin ada sebagian umat Kristiani
yang beranggapan bahwa dalam peristiwa tersebut terlihat betapa hebatnya Yesus.
Bayangkan saja kehebatannya, dimana dia bisa memindahkan roh-roh jahat itu dalam
sekejap ke babi-babi sebanyak 2000 ekor.
Padahal, jika kita membacanya dengan
seksama, justru di sinilah tanpa mereka sadari bahwa Yesus telah ditempatkan
:
-
Yesus lebih sayang kepada roh jahat daripada peternak babi.
-
Yesus telah dikibuli oleh roh jahat karena mngabulkan permintaannya.
-
Yesus telah membuat kerugian besar terhadap peternak babi.
-
Yesus tidak punya kuasa mengusir roh jahat tanpa mengorbankan ternak orang.
-
Yesus tidak kasihan melihat babi yang tidak bersalah itu mati perlahan-lahan dalam danau.
-
Yesus tidak menunjukkan akhlak yang mulia dengan meminta maaf pada si peternak babi, karena telah mebuat ternaknya yang begitu besar jumlahnya 2000 ekor mati sekaligus.
Jika mau jujur,
dari jalan cerita tersebut jelas sekali terlihat bahwa Yesus telah melakukan
kesalahan cukup besar yang pantas disebut sebagai perbuatan dosa. Tetapi bagi
ummat Islam, Yesus (Nabi Isa) tidak berdosa dan tidak pernah sekalipun dia
melakukan hal-hal yang tidak terpuji sehingga membuatnya berdosa. Di dalam Al
Qur’an sebelumnya sudah dinubutkan oleh Allah Swt, bahwa ibunya Siti Maryam akan
melahirkan eseorang anak laki-laki yang suci. Perhatikan ayat Al Qur’an sebagai
berikut :
“(Jibril) berkata,
“Aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk memberikan kepadamu seorang anak laki-laki
yang suci.” (Q.S. 19 Maryam 19)
Bahkan dalam ayat lain Allah
mamberikan kesaksian bahwa Isa As (Yesus) adalah dekat dengan-Nya dan termasuk
salah satu orang yang terkemuka di dunia dan akherat, sebagaimana
firman-Nya:
“(Ingatlah) ketika
malaikat berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menberi kabar gembira kepada
engkau dengan perkataan (perintah)[195] dari Allah,
namanya Almasih Isa putera Maryam, seorang yang terkemuka di dunia dan di
akhirat dan salah seorang daripada orang-orang yang dekat (kepada Allah).”
(Q.S. 3 Ali “Imraan 45)
Semua nabi sejak dari nabi Adam
sampai dengan nabi Muhammad saw, termasuk nabi Isa as (Yesus), pasti mereka
termasuk orang-orang yang dipilih oleh Allah, dan semuanya pasti terkemuka di
dunia dan di akherat serta dekat denga Allah. Sebagi orang pilihan yang dekat
dengan Allah, tentu setiap perbuatan mereka selalu dikontrol Allah. Jadi sangat
tidak mungkin nabi Isa as (Yesus) melakukan hal-hal yang tidak terpuji apalagi
menjurus kepada suatu perbuatan yang membuatnya berdosa. Jadi dalam hal ini,
penulis Alkitablah yang salah, bukan nabi Isa atau Yesus!!
Benarkah Yesus
Juru Selamat Bagi Semua Manusia?
Dalam agamapun, setiap nabi yang
diutus Allah untuk mereka, merupakan “Juruselamat” atau penyelamat bagi mereka.
Artinya selam mereka mau mengikuti ajaran nabi tersebut, insya Allah mereka akan
mendapatkan jalan keselamatan dunia Akhirat. Dan jika mereka mengingkari ajaran
nabi tersebut, maka tidak ada jaminan keselamatan bagi mereka.
Istilah “Juruselamat” yang diberikan
pada nabi tersebut, tidaklah serta merta berarti semua umatnya akan dijamin
olehnya masuk surga atau mendapatkan keselamatan duni akhirat.
Setiap manusia yang mau mendapatkan
keselamatan di dunia dan akhirat tentu memerlukan beberapa persyaratan yang
harus mereka lakukan, bukan hanya asal percaya saja kepada Yesusu lalu dijamin
masuk surga.
Sebab jika hanya asal apercaya
kepada Yesus, rasanya tidak ada umat Islam yangtidak percaya kepada Tesus yang
disebut nabi Isa as. Bahkan tidak sempurna Iman seorang muslim jika tidak
mengakui dan mengimani terhadap semua nabi, temasuk nabi Isa
as.(Yesus).
Tetapi kepercayaan atau keimanan
umat Islam kepada Yesus (nabi Isa as), tidaklah sama seperti umat kristiani
mengimani kepadanya.
Jika dalam agama Kristen, tidaklah
akan masuk surga atau selamat jika tidak mengimani Yesus sebagai Tuhan,
sebagaimana ayat Alkitab sebagai berikut:
“Sebab
jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam
hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu
akan diselamatkan” (Roma 10:9).
Ayat tersebut merupakan bagian dari
keimanaan umat Kristiani, artinya harus percaya kepada Yesus sebagai Tuhan, maka
pasti dijamin akan masuk surga.
Tetapi menurut pandangan serta
kepercayaan umat Islam, jika kita percaya Yesus sebagai Tuhan atau Alah yang
menjelma jadi manusia, justru disinilah kita tidak mungkinakan selamat. Kenapa?
Sebab menurut keimanan orang muslim, Yesus (nabi Isa as) beliau hanyalah seorang
hamba Tuhan atau nabi atau Rosul Allah Atau utusan Allah, bukan
Tuhan.
Dengan mengaku Yesusu sebagai Tuhan,
berarti telah berbuat dosa syirik. Sementara dalam Islam, dosa syirik
(mempersekutukan Allah dengan lainnya) tidak akan diampuniaAllah.
Jika umat
Kristiani mengklaim bahwa hanya Yesus satu-satunya “Juruselamat” bagi manusia,
itu sama sekali tidak benar, sebab umat beragama lain pun akan mengklaim bahwa
mereka sendiri juga punya “Juruselamat.” (Roma
10:9)
Menurut pandangan umat Islam,
tidaksemua nabi sebagai “Juruselamat” bagi semua manusia atau alam semesta,
kecuali nabi yang diutus terakhir, penutup para nabi yaitu Muhammad Saw.
Nabi-nabi selain dia adalah hanyalah utusan untuk kaumnya, atau sebagai
“Juruselamat” bagi kaumnya saja. Perhatikan ayat Alkitab sebagai
berikut:
“dari
keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah
membangkitkan Juru selamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.” (Kis 13:23)
Yesus memberikan kesaksian sebagai
berikut:
“Kedua belas
murud itu diutus oleh Yesus dan ia berpesan kepada mereka : ”Janganlah kamu
menyimpang kejalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota bangsa lain atau masuk
ke dalam orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari
umat Israel.” (Mat 10:5-6)
“Jawab Yesus :
“Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel .” (Mat 15:24).
Berdasarkan ayat-ayat Alkitab
tersebut, maka jelaslah bahwa Yesus adalah “Juruselamat”, tetapi hanya sebagai
juruselamat bagi kaumnya saja, yaitu bani Israel.
Allah berfirman dalam Al Qur’an
bahwa nabi Isa as (Yesus) diutus untuk Bani Israel saja.
“dan dia
mengajarkan kepadanya kitab,[196] hikmah, Taurat
dan injil, dan menjadi Rosul kepada Bani Israel…” (Qs 3 Ali
‘Imraan 48)
"Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka):
"Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat)
dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian
aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku
menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit
sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan
kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya
pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika
kamu sungguh-sungguh beriman." (Qs 3 Ali ‘Imraan 49)
“dan (Isa) tidak
lain hanyalah seorang hamba yang telah kami beri karunia (Kenabian) atasnya dan
kami menjadikannya sebagai teladan bagi Bani Israil.”[1363] (Qs 43 Az Zukhruuf 59).
Berdasarkan ayat Alkitab dan Al
Qur’an, jelas bahwa nabi Isa as. (Yesus) beliau adalah “Juruselamat” tetapi
hanya bagi kaumnya saja yaitu bani Israel.
Jika ayat mengtakan bahwa nabi Isa
di utus untuk seluruh dunia, berarti ayat itu bertentangan dengan kesaksian Nabi
Isa as.
Juruselamat bagi semua manusia atau
nabi Isa diutus untuk seluruh manusia atau seluruh alam semesta, hanyalah Allah
SWT. Alkitabpun mebenarkannya:
“Aku, Akulah
Tuhan dan tidak ada Juruselamat selain dari pada-Ku.” (Yesaya 43:11)
“Beritahukanlah
dan kemukakanlah alasanmu, ya, biarlah mereka berunding bersama-sama : Siapa
yang Mengabarkan hal ini dari Zaman purbakala, dan memberitahukannya dari sejak
dahulu? Bukankah Aku, Tuhan? Tidak ada yang lain, tidak ada Allah dari pada-Ku
Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku!” (Yesaya 45:21)
“Tetapi Aku
adalah Tuhan, Allahmu sejak di tanah Mesir, engkau tidak mengenal Alah kecuali
Aku dan tidak ada juruselamat selain dari Aku!” (Hosea
13:4).
Ayat-ayat Alkitab (Bible) tersebut
semuanya memberi kesaksian bahwa “Juruselamat” yang sebenarnya bagi seluruh umat
manusia, hanyalah Allah SWT. Sementara Yesus hanyalah “Juruselamat” bagi kaumnya
saja yaitu Bani Israel.
Sambungan hal.7
seorang imamengapa saja perlu bertahun tahun belajar dalam "membaca" kitab suci.jangan sok tau.
Wkwkwkwk