
Sejarah Gerakan Mesionaris diDunia Islam 2
Pada abad kedelapan belas dan kesembilan belas Masehi, misionaris Eropa masuk ke negara-negara Islam dan memulai kegiatannya secara luas. Awalnya, gerakan ini bertujuan untuk menyebarkan pemikiran Kristen dan mengganti agama kaum muslimin. Namun, usaha mereka mengalami kegagalan. Karena itu, mereka mengganti metode penyeberluasan misi mereka. Alih-alih mengajarkan ajaran Kristen, mereka malah mempropagandakan kebudayaan Barat dan nasionalisme. Metode ini banyak dilakukan oleh misionaris asal Amerika. Berdasarkan pengakuan sebagian penulis Barat, seperti
George Antonius, benih-benih pemikiran pertama Barat seperti penolakan agama, liberalisme, dan sekularisme secara terus-menerus ditanamkan oleh misionaris Kristen di negara-negara Islam. Tujuan mereka adalah untuk memperlemah keyakinan kaum muslimin di kawasan itu tehadap agama Islam dan mempersiapkan kondisi bagi terlaksananya imperialisme di sana. Para misionaris, dengan mendirikan sekolah-sekolah, pusat keilmuan, dan universitas, menyebarkan dasar-dasar pemikiran Barat dan dengan jalan ini mereka mempromosikan peradaban Barat di dunia Islam. .
Universitas St. Joseph di Suriah dan Universitas Amerika di Beirut dan Libanon, adalah beberapa contoh dari pusat keilmuan yang didirikan para misionaris. Tentang aktivitas dua universitas itu, J.B. Gibb dalam bukunya “Suriah, Libanon, dan Jordania” menulis, “Kedua universitas ini membuka jalan bagi masuknya pemikiran Barat ke Suriah, Libanon, dan Jordania dan unsur pemikiran baru yang terpenting yang mereka sebarkan adalah nasionalisme.” Universitas St. Joseph didirikan pada tahun 1874 Masehi, sementara Universitas Amerika di Beirut didirikan tahun 1866. Universitas St. Joseph menekankan pada pengkristenan kaum muslimin dan penyebaran kebudayaan Barat di Suriah. Sementara Universitas Amerika di Beirut yang nama awalnya adalah Sekolah Protestan Suriah, berusaha menyampaikan pahamnya dengan metode westernisasi dan liberalisasi. Universitas ini menerapkan rencananya dengan jalan menyebarluaskan materialisme, nasionalisme, dan liberalisme. Oleh karena itu, Universitas Amerika di Beirut dengan tujuan memecah-belah dunia Islam dan kaum muslimin, mempropagandakan nasionalisme Arab dan anti-Turki. .
Akibat pengajaran sistem pendidikan Barat yang dilakukan oleh kedua universitas ini dan universitas serupa lainnya yang didirikan di berbagai negara Islam, terjadi gelombang penjajahan budaya dan penindasan budaya pribumi dan juga masuknya ideologi-ideologi dan pendidikan Barat. Namun, bidang industrialisasi dan kemajuan ekonomi dan ilmu-teknologi sama sekali tidak dikembangkan di negara-negara Islam. Joseph Szyliowicz, dalam bukunya yang berjudul Pendidikan dan Modernisasi di Timur Tengah mengakui bahwa program-program kedua universitas ini lebih banyak bermanfaat bagi Perancis dan Amerika daripada memenuhi kebutuhan masyarakat Timur Tengah. .
Pengakuan ini menjelaskan jatidiri dan tujuan yayasan pendidikan yang didirikan oleh misionaris. Yayasan-yayasan itu jelas-jelas merupakan alat propaganda dan westernisasi yang bertujuan untuk mengamankan posisi kaum imperialis. Dengan memperhatikan catatan sejarah, masuknya misionaris ke negara-negara Islam biasanya diikuti oleh para pedagang Eropa. Menyusul setelah itu, datang pula tentara-tentara Inggris, Perancis, Portugis, Belgia, dan Rusia. Setelah pemerintahan imperialis berdiri, para penjajah itu amat melindungi gerakan misionaris dengan tujuan agar penyebaran kebudayaan Barat terus berlanjut. Perlindungan ini tampak dalam berbagai bentuk materil dan moril. Contohnya, dalam masalah pendidikan, pemerintah imperialis memberikan dana yang cukup bagi pendirian berbagai yayasan oleh misionaris. Di samping itu, sistem pendidikan serta tanah air yang mereka kuasai, secara terbatas diserahkan kepada misionaris untuk dikelola. .
Salah satu tujuan sekolah-sekolah dan pusat-pusat keilmuan yang dikelola oleh misionaris adalah mendidik manusia menjadi penurut dan pendiam. Seperti misalnya di Afrika, misionaris mendidik rakyat Afrika agar tidak menentang hukum. Patrice Lumumba, ketua Gerakan Nasional Kongo, yang pernah belajar di sebuah sekolah misionaris, dalam bukunya “Hidup dan Peperanganku” menulis: .
“Tidak pernah bisa kupahami mengapa di sekolah-sekolah selalu diajarkan kepada kami agar menjaga dasar perdamaian dan kesucian Al-Masih, sementara di luar sekolah orang-orang Eropa melakukan penindasan kepada kami.” .
Di sini kita bisa menyimpulkan bahwa misionaris juga memainkan peranannya dalam menenangkan warga pribumi dan menidurkan semangat perlawanan mereka terhadap penjajah. Misionaris juga berada di balik peristiwa pembunuhan Patrice Lumumba di Katanga pada periode Musa Chumbe tahun 1961, perang dalam negeri Nigeria, juga pembangkangan dan revolusi bersenjata separatis Kristen di selatan Sudan.
Ahmad Sekou Toure, Presiden Ghana pada tahun 1983, telah mengusir semua misionaris Eropa dari negara itu. Sekou Toure adalah pemimpin perjuangan rakyat melawan penjajahan Perancis di tahun 1957. Dalam masalah pengusiran misionaris Eropa ini, dia berkata bahwa misionaris agama dan pendeta Eropa adalah musuh terbesar Afrika karena mereka melakukan kegiatan mata-mata dan perusakan.
Meskipun India bukanlah negara muslim, namun aktivitas para misionaris di sana juga patut kita cermati. Di negeri ini, para misionaris ternyata menggunakan metode lain, yaitu dengan berkedok sebagai turis. Pendeportasian seorang misionaris Amerika Joseph W. Cooper dari India memperlihatkan aktivitas ilegal kaum misionaris di kawasan barat India. .
Cooper adalah seorang misionaris Amerika yang berkunjung ke India dengan menggunakan visa turis. Tapi, ia di sana malah sibuk menyampaikan agama Kristen. Pemerintah India akhirnya memberikan dia tempo satu minggu untuk meninggalkan India. Menurut polisi India, Cooper telah melanggar undang-undang tahun 1995 pemerintah India. Berlandaskan kepada undang-undang ini, tidak dibenarkan seseorang melakukan aktivitas penyebaran agama dengan menggunakan visa turis. .
Sebenarnya, tidak ada laporan menyangkut isi ceramah misionaris Kristen di Propinsi Kerala itu. Tetapi, serangan terhadapnya oleh sekelompok extremis Hindu hingga ia cedera, memperlihatkan betapa sensitifnya ucapan Joseph W. Cooper. Untuk mencegah berlanjutnya ketegangan, sembilan orang anggota sebuah organisasi extrim Rashtriya Swayamsevak Sangh telah ditangkap. .
Pengesahan undang-undang tahun 1995 mengenai larangan aktivitas penyebaran agama bagi pengunjung yang memiliki visa turis menunjukkan bahwa kasus serupa pernah terjadi. Untuk menghalangi aktivitas misionaris agama yang menggunakan visa turis itulah akhirnya pemerintah India telah mengesahkan undang-undang ini. Dengan melihat keragaman ras, agama, dan bahasa, juga kemiskinan yang meluas, India merupakan lapangan yang potensial bagi aktivitas misionaris agama. .
Pertumbuhan penduduk secara berlebihan, juga keterbatasan sumber dana pemerintah India untuk melaksanakan program pembangunan, kesehatan, dan pendidikan, telah menyebabkan meningkatnya kemiskinan di India. Selain masalah kemiskinan, terdapat 44 persen orang dewasa di India yang buta huruf. Ini merupakan salah satu faktor pendukung maraknya aktivitas misionaris agama di negara tersebut. Dari sudut ini, yang mengkhawatirkan pemerintah India ialah pemanfaatan atas kondisi ini oleh pihak asing untuk mencapai tujuan dan kepentingan mereka. .
Salah satu metode negara asing ialah pengiriman para misionaris dengan kedok turisme. Oleh sebab itu, pemerintah India memperhatikan perilaku para turis dengan lebih teliti sehingga mereka jangan sampai berceramah masalah keagamaan. .
Aktivitas misioner di India sepanjang tahun-tahun terakhir ini telah menggerakkan sentimen orang-orang Hindu extrim dan meningkatkan kekerasan berdarah. Tampaknya sentimen atas gerakan misioner ini menjadi bertambah kuat dengan berkuasanya Partai Bharatiya Janata. Extrimis Hindu memiliki agenda pelaksanaan kebijakan Hinduisme di India dan aktivitas religius apapun yang berpotensi menyinggung agama Hindu pasti akan ditentang. .
Orang-orang Kristen yang merupakan dua persen dari satu milyar penduduk orang India, hingga kini hidup dalam keadaan damai dengan para penganut agama lain ataupun kelompok minoritas lainnya. Oleh karena itu, terdapat kekhawatiran dalam masyarakat Kristen India bahwa sebagian oknum ingin menjalankan aktivitas misionernya di bawah kedok turis, dan masalah ini bisa menyebabkan hubungan Hindu dan Kristen menjadi runcing. Menurut pandangan para pengamat politik, dengan memperhatikan kondisi ekonomi rakyat negara-negara Asia Selatan, lahan aktivitas misioner tidak saja terbatas di India. Di negara-negara lain juga aktivitas itu sangat mungkin ada. Oleh karenanya, keberhasilan aktivitas misionaris Kristen berkedok turisme di India itu akan berakibat kepada semakin merebaknya aktivitas serupa di kawasan lain. Dari sudut ini, para pengamat percaya bahwa salah satu faktor meningkatnya perang di antara kelompok di kawasan Asia Selatan termasuk India, ialah aktivitas misionaris agama. Dalam hal ini, salah satu metode adikuasa dan imperialis untuk mengembangkan infiltrasinya, ialah dengan menggunakan missionaris di perbagai kawasan dunia. Memberi hadiah dan membangun pusat yang secara lahiriah memberikan manfaat pragmatis bagi masyarakat setempat, termasuk salah satu langkah misioner di berbagai negara. Sebagaimana yang disebutkan dalam surat kabar, misionaris yang telah dideportasi dari India itu sebenarnya telah bertahun-tahun keluar masuk ke negara ini. Realitas ini menyebabkan kekhawatiran pemerintah India bahwa dengan menggunakan paspor turis, Joseph W. Cooper telah mengunjungi berbagai kawasan untuk meneliti tradisi, budaya, serta kondisi sosial-politik dan kebudayaan setempat. Sebagian organisasi India dan aktivis keagamaan menilai aktivitas misionaris Amerika di bawah kedok turisme itu dilakukan secara terorganisir. Karenanya, aktivitas agama Kristen mendapat reaksi negatif yang sangat keras. .
Karena dianggap menciptakan suasana saling curiga di antara orang-orang Hindu dan Kristen, pada tahun-tahun lalu, sejumlah gereja diserang oleh orang yang tidak dikenal. Tahun 2000 lalu, untuk pertama kalinya selepas kemerdekaan India, minoritas Kristen India merasa tidak aman. Sebagian organisasi India melihat aktivitas misioner untuk menarik orang-orang Hindu kepada agama kristen itu dilakukan dalam rangka sebuah program yang meluas dengan tujuan untuk mengubah India menjadi sebuah negara Kristen. Oleh sebab itu, Hindu extremis menentang keras kehadiran misionaris agama. .
Tahun 2000 lalu, kelompok Bajrang Dal, sebuah cabang militer Organisasi RSS meminta penganut Kristen supaya dikeluarkan dari wilayah Uttar Pradesh. Dengan demikian, yang menciptakan kekhawatiran tidak saja aktivitas agama misioner dan ruhaniawan Kristen. .
Tentu saja, sikap fanatisme ekstrim kaum Hindu di India tidak hanya mengambil korban kaum Kristen, melainkan juga umat muslim India yang telah hidup di India sejak berabad-abad yang lalu. Umat muslim India bahkan turut serta secara aktif dalam perang memperjuangkan kemerdekaan India.
Reaksi yang ditunjukkan oleh kelompok extrim Hindu di India sangatlah mengkhawatirkan. Peperangan berdarah di antara umat beragama terjadi di berbagai kawasan India. Dalam hal ini, dipastikan bahwa tidak ada satu golongan pun yang akan mendapatkan keuntungan.Lanjut Hal 3
Universitas St. Joseph di Suriah dan Universitas Amerika di Beirut dan Libanon, adalah beberapa contoh dari pusat keilmuan yang didirikan para misionaris. Tentang aktivitas dua universitas itu, J.B. Gibb dalam bukunya “Suriah, Libanon, dan Jordania” menulis, “Kedua universitas ini membuka jalan bagi masuknya pemikiran Barat ke Suriah, Libanon, dan Jordania dan unsur pemikiran baru yang terpenting yang mereka sebarkan adalah nasionalisme.” Universitas St. Joseph didirikan pada tahun 1874 Masehi, sementara Universitas Amerika di Beirut didirikan tahun 1866. Universitas St. Joseph menekankan pada pengkristenan kaum muslimin dan penyebaran kebudayaan Barat di Suriah. Sementara Universitas Amerika di Beirut yang nama awalnya adalah Sekolah Protestan Suriah, berusaha menyampaikan pahamnya dengan metode westernisasi dan liberalisasi. Universitas ini menerapkan rencananya dengan jalan menyebarluaskan materialisme, nasionalisme, dan liberalisme. Oleh karena itu, Universitas Amerika di Beirut dengan tujuan memecah-belah dunia Islam dan kaum muslimin, mempropagandakan nasionalisme Arab dan anti-Turki. .
Akibat pengajaran sistem pendidikan Barat yang dilakukan oleh kedua universitas ini dan universitas serupa lainnya yang didirikan di berbagai negara Islam, terjadi gelombang penjajahan budaya dan penindasan budaya pribumi dan juga masuknya ideologi-ideologi dan pendidikan Barat. Namun, bidang industrialisasi dan kemajuan ekonomi dan ilmu-teknologi sama sekali tidak dikembangkan di negara-negara Islam. Joseph Szyliowicz, dalam bukunya yang berjudul Pendidikan dan Modernisasi di Timur Tengah mengakui bahwa program-program kedua universitas ini lebih banyak bermanfaat bagi Perancis dan Amerika daripada memenuhi kebutuhan masyarakat Timur Tengah. .
Pengakuan ini menjelaskan jatidiri dan tujuan yayasan pendidikan yang didirikan oleh misionaris. Yayasan-yayasan itu jelas-jelas merupakan alat propaganda dan westernisasi yang bertujuan untuk mengamankan posisi kaum imperialis. Dengan memperhatikan catatan sejarah, masuknya misionaris ke negara-negara Islam biasanya diikuti oleh para pedagang Eropa. Menyusul setelah itu, datang pula tentara-tentara Inggris, Perancis, Portugis, Belgia, dan Rusia. Setelah pemerintahan imperialis berdiri, para penjajah itu amat melindungi gerakan misionaris dengan tujuan agar penyebaran kebudayaan Barat terus berlanjut. Perlindungan ini tampak dalam berbagai bentuk materil dan moril. Contohnya, dalam masalah pendidikan, pemerintah imperialis memberikan dana yang cukup bagi pendirian berbagai yayasan oleh misionaris. Di samping itu, sistem pendidikan serta tanah air yang mereka kuasai, secara terbatas diserahkan kepada misionaris untuk dikelola. .
Salah satu tujuan sekolah-sekolah dan pusat-pusat keilmuan yang dikelola oleh misionaris adalah mendidik manusia menjadi penurut dan pendiam. Seperti misalnya di Afrika, misionaris mendidik rakyat Afrika agar tidak menentang hukum. Patrice Lumumba, ketua Gerakan Nasional Kongo, yang pernah belajar di sebuah sekolah misionaris, dalam bukunya “Hidup dan Peperanganku” menulis: .
“Tidak pernah bisa kupahami mengapa di sekolah-sekolah selalu diajarkan kepada kami agar menjaga dasar perdamaian dan kesucian Al-Masih, sementara di luar sekolah orang-orang Eropa melakukan penindasan kepada kami.” .
Di sini kita bisa menyimpulkan bahwa misionaris juga memainkan peranannya dalam menenangkan warga pribumi dan menidurkan semangat perlawanan mereka terhadap penjajah. Misionaris juga berada di balik peristiwa pembunuhan Patrice Lumumba di Katanga pada periode Musa Chumbe tahun 1961, perang dalam negeri Nigeria, juga pembangkangan dan revolusi bersenjata separatis Kristen di selatan Sudan.
Ahmad Sekou Toure, Presiden Ghana pada tahun 1983, telah mengusir semua misionaris Eropa dari negara itu. Sekou Toure adalah pemimpin perjuangan rakyat melawan penjajahan Perancis di tahun 1957. Dalam masalah pengusiran misionaris Eropa ini, dia berkata bahwa misionaris agama dan pendeta Eropa adalah musuh terbesar Afrika karena mereka melakukan kegiatan mata-mata dan perusakan.
Meskipun India bukanlah negara muslim, namun aktivitas para misionaris di sana juga patut kita cermati. Di negeri ini, para misionaris ternyata menggunakan metode lain, yaitu dengan berkedok sebagai turis. Pendeportasian seorang misionaris Amerika Joseph W. Cooper dari India memperlihatkan aktivitas ilegal kaum misionaris di kawasan barat India. .
Cooper adalah seorang misionaris Amerika yang berkunjung ke India dengan menggunakan visa turis. Tapi, ia di sana malah sibuk menyampaikan agama Kristen. Pemerintah India akhirnya memberikan dia tempo satu minggu untuk meninggalkan India. Menurut polisi India, Cooper telah melanggar undang-undang tahun 1995 pemerintah India. Berlandaskan kepada undang-undang ini, tidak dibenarkan seseorang melakukan aktivitas penyebaran agama dengan menggunakan visa turis. .
Sebenarnya, tidak ada laporan menyangkut isi ceramah misionaris Kristen di Propinsi Kerala itu. Tetapi, serangan terhadapnya oleh sekelompok extremis Hindu hingga ia cedera, memperlihatkan betapa sensitifnya ucapan Joseph W. Cooper. Untuk mencegah berlanjutnya ketegangan, sembilan orang anggota sebuah organisasi extrim Rashtriya Swayamsevak Sangh telah ditangkap. .
Pengesahan undang-undang tahun 1995 mengenai larangan aktivitas penyebaran agama bagi pengunjung yang memiliki visa turis menunjukkan bahwa kasus serupa pernah terjadi. Untuk menghalangi aktivitas misionaris agama yang menggunakan visa turis itulah akhirnya pemerintah India telah mengesahkan undang-undang ini. Dengan melihat keragaman ras, agama, dan bahasa, juga kemiskinan yang meluas, India merupakan lapangan yang potensial bagi aktivitas misionaris agama. .
Pertumbuhan penduduk secara berlebihan, juga keterbatasan sumber dana pemerintah India untuk melaksanakan program pembangunan, kesehatan, dan pendidikan, telah menyebabkan meningkatnya kemiskinan di India. Selain masalah kemiskinan, terdapat 44 persen orang dewasa di India yang buta huruf. Ini merupakan salah satu faktor pendukung maraknya aktivitas misionaris agama di negara tersebut. Dari sudut ini, yang mengkhawatirkan pemerintah India ialah pemanfaatan atas kondisi ini oleh pihak asing untuk mencapai tujuan dan kepentingan mereka. .
Salah satu metode negara asing ialah pengiriman para misionaris dengan kedok turisme. Oleh sebab itu, pemerintah India memperhatikan perilaku para turis dengan lebih teliti sehingga mereka jangan sampai berceramah masalah keagamaan. .
Aktivitas misioner di India sepanjang tahun-tahun terakhir ini telah menggerakkan sentimen orang-orang Hindu extrim dan meningkatkan kekerasan berdarah. Tampaknya sentimen atas gerakan misioner ini menjadi bertambah kuat dengan berkuasanya Partai Bharatiya Janata. Extrimis Hindu memiliki agenda pelaksanaan kebijakan Hinduisme di India dan aktivitas religius apapun yang berpotensi menyinggung agama Hindu pasti akan ditentang. .
Orang-orang Kristen yang merupakan dua persen dari satu milyar penduduk orang India, hingga kini hidup dalam keadaan damai dengan para penganut agama lain ataupun kelompok minoritas lainnya. Oleh karena itu, terdapat kekhawatiran dalam masyarakat Kristen India bahwa sebagian oknum ingin menjalankan aktivitas misionernya di bawah kedok turis, dan masalah ini bisa menyebabkan hubungan Hindu dan Kristen menjadi runcing. Menurut pandangan para pengamat politik, dengan memperhatikan kondisi ekonomi rakyat negara-negara Asia Selatan, lahan aktivitas misioner tidak saja terbatas di India. Di negara-negara lain juga aktivitas itu sangat mungkin ada. Oleh karenanya, keberhasilan aktivitas misionaris Kristen berkedok turisme di India itu akan berakibat kepada semakin merebaknya aktivitas serupa di kawasan lain. Dari sudut ini, para pengamat percaya bahwa salah satu faktor meningkatnya perang di antara kelompok di kawasan Asia Selatan termasuk India, ialah aktivitas misionaris agama. Dalam hal ini, salah satu metode adikuasa dan imperialis untuk mengembangkan infiltrasinya, ialah dengan menggunakan missionaris di perbagai kawasan dunia. Memberi hadiah dan membangun pusat yang secara lahiriah memberikan manfaat pragmatis bagi masyarakat setempat, termasuk salah satu langkah misioner di berbagai negara. Sebagaimana yang disebutkan dalam surat kabar, misionaris yang telah dideportasi dari India itu sebenarnya telah bertahun-tahun keluar masuk ke negara ini. Realitas ini menyebabkan kekhawatiran pemerintah India bahwa dengan menggunakan paspor turis, Joseph W. Cooper telah mengunjungi berbagai kawasan untuk meneliti tradisi, budaya, serta kondisi sosial-politik dan kebudayaan setempat. Sebagian organisasi India dan aktivis keagamaan menilai aktivitas misionaris Amerika di bawah kedok turisme itu dilakukan secara terorganisir. Karenanya, aktivitas agama Kristen mendapat reaksi negatif yang sangat keras. .
Karena dianggap menciptakan suasana saling curiga di antara orang-orang Hindu dan Kristen, pada tahun-tahun lalu, sejumlah gereja diserang oleh orang yang tidak dikenal. Tahun 2000 lalu, untuk pertama kalinya selepas kemerdekaan India, minoritas Kristen India merasa tidak aman. Sebagian organisasi India melihat aktivitas misioner untuk menarik orang-orang Hindu kepada agama kristen itu dilakukan dalam rangka sebuah program yang meluas dengan tujuan untuk mengubah India menjadi sebuah negara Kristen. Oleh sebab itu, Hindu extremis menentang keras kehadiran misionaris agama. .
Tahun 2000 lalu, kelompok Bajrang Dal, sebuah cabang militer Organisasi RSS meminta penganut Kristen supaya dikeluarkan dari wilayah Uttar Pradesh. Dengan demikian, yang menciptakan kekhawatiran tidak saja aktivitas agama misioner dan ruhaniawan Kristen. .
Tentu saja, sikap fanatisme ekstrim kaum Hindu di India tidak hanya mengambil korban kaum Kristen, melainkan juga umat muslim India yang telah hidup di India sejak berabad-abad yang lalu. Umat muslim India bahkan turut serta secara aktif dalam perang memperjuangkan kemerdekaan India.
Reaksi yang ditunjukkan oleh kelompok extrim Hindu di India sangatlah mengkhawatirkan. Peperangan berdarah di antara umat beragama terjadi di berbagai kawasan India. Dalam hal ini, dipastikan bahwa tidak ada satu golongan pun yang akan mendapatkan keuntungan.Lanjut Hal 3