Post

Rentetan sejarah Kristen



KEKAISARAN ROMAWI DARI 31 S.M. - 1453 M
------------------------------------------------------------
 
1. Pada masa Pra-Kekaisaran,  peradaban  umumnya  ada  lebih
kasar.  Ini  adalah  akibat dari menyerapnya "hellenisme" ke
seluruh kekaisaran. Demikianlah di samping bahasa Latin juga
bahasa  Yunani  (Greka)  merupakan  bahasa orang cerdik dari
Asia sampai Samudera Atlantik. Namun ada satu hal yang  asli
dari Romawi, yaitu hukumnya. Undang-undang Romawi berlaku di
semua bagian  dari  kekaisaran.  Terutama  Kaisar  HADRIANUS
(±125)  yang telah menyuruh menyusun Kitab Undang-undang dan
memajukan kesatuan peradilan.
 
2. Pengaruh Timur besar pula atas agama.  Para  dewa  Romawi
diganti  dengan  dewa-dewa  Yunani, dan selanjutnya ditambah
lagi dengan dewa yang berasal  dari  Mesir  dan  Asia.  Dari
dewa-dewa ini Gereja mengembangkan konsep TRINITAS.
 
3.  Pada  zaman  OCTAVIANUS  atau AUGUSTUS (31 S.M. - 14 M),
YESUS dilahirkan, yang bertabligh di masa  kaisar  TIBERIUS.
Ajarannya  disebar oleh para apostel, tetapi di hellenisasi,
yakni      dimasuki      unsur-unsur/kepercayaan-kepercayaan
hellenisme  oleh PAULUS, seorang Yahud-Hellenist. Ajaran ini
yang merupakan perpaduan dari ajaran Yesus yang murni dengan
hellenisme,  diterima  baik terutama oleh orang-orang miskin
dan mereka yang tertekan.  Tidak  beberapa  lama  lagi  umat
Nasara  dikejar-kejar, karena menolak menyembah sujud kaisar
sebagai Tuhan.  Kaisar  DIOKLETIANUS  (±  300)  yang  bengis
mengatur  pemerintahan  begitu  rupa  hingga beliau memegang
kekuasaan tak terbatas dan semua orang harus menyembah sujud
kepadanya sebagai Tuhan secara ketimuran.
 
3.   Pada  masa  Kaisar  KONSTANTIN  (±  325)  orang  Nasara
memperoleh   kebebasan   beragama.   Gereja   berorganisasi:
timbulnya   HIERARCHI.  Augustinus,  uskup  (pengawas)  dari
Tunis, adalah imam gereja yang termasyhur. KONSTANTIN  AGUNG
memilih   BYZANTIUM   sebagai  ibukota  baru  yang  kemudian
dinamakan KONSTANTINOPEL. Adalah  dia  yang  minta  dibaptis
ketika  menghadapi  maut  dan  ini  adalah  kemenangan Agama
GEREJA NASARA. Kaisar THEODOSIUS I menyatakan  agama  Nasara
sebagai  AGAMA  NEGARA  dan melarang agama-agama kafir serta
menekan faham ARIANISME. Kuil-kuil ditutup, dihancurkan atau
dijadikan  gereja.  Pesta Olah Raga Olympia dihentikan. ZEUS
dikalahkan oleh KRISTUS.
 
4. Pada wafatnya  THEODOSIUS  tahun  395  kekaisaran  dibagi
antara  dua  puteranya,  dan  begitulah  jadinya  KEKAISARAN
ROMAWI I TIMUR atau BYZANTIUM dan KEKAISARAN ROMAWI I BARAT.
Pada  tahun  476 ODOAKER, seorang Jerrnan, menurunkan Kaisar
Romawi Barat yang  terakhir  dari  tahta:  Tamat  Kekaisaran
Romawi  I  Barat.  Tamatnya  SEJARAH  LAMA,  permulaan  Abad
Pertengahan.
 
5. Peradaban Greka-Romawi tidak lenyap. Pada permulaan  Abad
Pertengahan,  Kekaisaran  Romawi Timur atau Byzantium sangat
maju.  Kekuatannya  kemudian  menjadi  lemah  karena  perang
dengan  orang-orang Persi-Baru yang membangun suatu kerajaan
besar di Asia.
 
   Pada zaman Kaisar JUSTINIANUS (± 500), pendiri AYA SOPHIA
dan   yang   mengkodifisir   Hukum  Romawi  "CORPUS  JURIS,"
nampaknya masa kerajaan dunia Romawi yang jaya akan  bangkit
kembali.
 
   Justinianus   menamatkan   kerajaan   bangsa  VANDAL  dan
menjadikan pantai utara dari  benua  Afrika  jajahan  Romawi
lagi.  Beliau  dapat  memasukkan  Italia  ke  dalam Kerajaan
Byzantium. Para  Kaisar  Romawi  Timur  ini  sedikit  sekali
menjalankan  wewenangnya  di  Italia  sehingga Uskup/Paus di
Roma memperoleh lebih banyak pengaruh. Semua hanya kekuasaan
gerejani,  tetapi  lambat laun Paus menjadi penguasa duniawi
pula: PEMERINTAHAN GEREJA.
 
6. Biara-biara pertama didirikan oleh para rahib Nasrani  di
Mesir pada abad ke IV dan kemudian menyebar ke Barat.
 
   Terpengaruh oleh Islam, Kaisar LEO III dalam suatu firman
nya  pada  tahun  726  mengharamkan  penyembahan  arca-arca.
Terjadilah penghancuran arca-arca (ICONOCLASME 726-842) yang
kemudian menghebat di bawah Kaisar KONSTANTIN KOPRONYMUS.
 
7. Irihati antara para Patriarkh  dari  Konstantinopel  yang
disokong oleh para uskup Yunani dan para Kaisar Romawi Timur
sepihak, dan para  Paus  (Uskup-uskup  dari  Roma)  di  lain
pihak,   mengakibatkan   SCHISMA   GREKA   pada  tahun  867:
Perselisihan Gereja Greka (Yunani Orthodox) dan Gereja  Roma
Katolik (Gereja Latin).
 
   PHOTIUS,  patriarkh  dari  Konstantinopel, menuduh Gereja
Latin  bahwa  (i)  Roma  mendakwah  ke-utamaannya,  walaupun
Konstantin  Agung  telah  pindahkan hal ini bersamaan dengan
takhta kekaisaran ke Konstantinopel;  (ii)  Roma  memalsukan
iman  dengan  mengajar  bahwa (a) Roh Suci timbul dari Bapak
dan Putera, (b) diwajibkannya berpuasa pada hari Sabtu,  (c)
dibolehkannya  makan makanan dari susu pada hari-hari puasa,
(d) dilarangnya para rohaniawan kawin, dan seterusnya. Pecah
mutlak  antara  Timur  dan  Barat  terjadi  pada tahun 1054.
Sultan Muhammad al-Fatih merebut Konstantinopel  pada  tahun
1453. Tamatnya Kekaisaran Romawi Timur alias Byzantium.
KHOTBAH YESUS DI BUKIT
------------------------------------------------------------
 
Khotbah Yesus di bukit merupakan rumusan ajaran Yesus.
 
Ada dua saduran  dari  tabligh  ini,  satu  di  Kitab  Injil
karangan  Matius  dan yang satu lagi di Kitab Injil karangan
Lukas.  Kedua  saduran   ini   tidak   sama.   Periksa   dan
bandingkanlah MATIUS 5, 6 dan 7 dan LUKAS 6: 17 - 49.
 
Sebagaimana  diketahui  Yesus  berbahasa  Aramea, dan naskah
ajarannya dalam bahasa ini sudah tidak ada lagi, dan menurut
para  sarjana  tidak mungkin ditemukan lagi. Dapat dikatakan
bahwa  naskah  itu  adalah  Injil  Yesus  yang  asli,   yang
tersimpan  oleh  saudaranya  se-ibu, Yakub, Ketua Jemaat, di
mihrab Mesjid Al-Aqsa di  Yerusalem.  Pada  tahun  62  Yakub
terbunuh   atas   perintah   Ananas,   Imam   Besar  Yahudi.
Pemberontakan (67-70) melawan orang Romawi  berakhir  dengan
dibumi-ratakannya Yerusalem.
 
Perlu ditekankan bahwa pengikut sejati dari ajaran Yesus ini
adalah dari pada  Bani  Israil  (Yahudi).  Mereka  dinamakan
"Nazoreans  (Nazarenes,  Nasarah)" taat kepada syari'at Nabi
Musa a.s., percaya bahwa Yesus, putera  gadis  Mariam  a.s.,
adalah  Al-Masih. Mereka merupakan suatu jemaat, suatu sekte
tasawuf yang mirip sekali, menurut hasil  penyelidikan  Dead
Sea   Scrolls,   dengan  tarekat  kaum  Essi.  Mereka  tidak
bergereja dan bukan Kristen, bahkan dikafirkan kemudian oleh
kaum  mualaf  Nasrani yang mendewakan Yesus laksana "Penebus
Dosa."
 
Kitab Injil  yang  katanya,  karena  tiada  bukti,  karangan
Matius  tersiar  kira-kira  pada  tahun  79. Matius (Ibrani:
Mattihyah; artinya "anugerah Ilahi"),  putera  dari  Alpius,
seorang  Yahudi yang berbahasa Aramea (semula pemungut cukai
dari  Kapernaum)  adalah  hawari  (discipel)   dari   Yesus.
Autograph dalam bahasa Aramea dari karangannya yang kemudian
disebut Injil, tidak  ada  lagi.  Hanya  ada  codices  dalam
bahasa   Griek-Koine,   yaitu   bahasa  Yunani  sehari-hari,
salinan-salinan dari yang lain-lainnya.
 
Tidak diketahui siapa penterjemahnya dan para penyalinnya.
 
Adapun Kitab Injil yang katanya, juga tiada bukti,  karangan
Lukas  ini  tersiar kira-kira antara tahun 145 - 155. Lukas,
seorang Griek mualaf yang  tidak  berbahasa  Aramea,  adalah
dukun  dan teman jalan dari Paulus. Lukas tidak kenal Yesus.
Autograph dari tulisannya yang kemudian disebut  Injil,  pun
tidak    ada.    Hanya    terdapat    salinan-salinan   dari
salinan-salinan yang berlain-lainan. Siapa para  penyalinnya
tidak diketahui pula
 
Dari  kedua  saduran tersebut dapat dinilai betapa tingginya
ajaran akhlak dari Yesus.
 
Perlu kiranya  diterangkan  di  sini  bahwa  menurut  segala
kamus,  Tuhan  adalah God dan Heer adalah Tuan. Dalam Bijbel
naskah Belanda dan  Inggris  disebut  Heer  dan  Lord,  akan
tetapi  dalam  naskah  Indonesia diterjemahkannya Heer, Lord
dengan Tuhan; hingga bila diterjemahkan kembali menjadi God;
hal  mana  menyesatkan pembaca dan meng-ilahkan Yesus. Tidak
disebutnya God Jezus,  tetapi  Heer  Jezus,  yaitu  Sayidina
(Tuan Kami) Isa. Jelaslah pula dengan kata Bapaku dan Bapamu
dimaksudnya Allah, tanpa perbedaan antara  kedua  Bapa  itu.
Yesus  sendiri  menyebut  dirinya  Anak  Manusia. Ketahuilah
bahwa dalam bahasa-bahasa Semit, tidak dikenal huruf  besar,
huruf kapital (hoofdletter)
 
Pendeta Dr. A.P. Davies menguatkan apa yang tersebut di atas
di dalam bukunya "The First  Christian"  pada  halaman  128,
begini:  "Menurut  pendapat  banyak  scholar, satu dari pada
sebab-sebab yang utama dari  perubahan  status  Yesus,  dari
Masih  Yahudi  hingga  menjadi Pembebas alam-dunia, terletak
pada penggunaan istilah "Lord."  Dalam  bahasa  Ibrani  kata
ADONAI  cuma  berarti  Yehovah,  Tuhan  yang  Satu  dan yang
Satu-satunya, dan Yesus tidak mungkin  disebut  Lord.  Dalam
bahasa  Aramea (MARAN) sudah mulai ada suatu perubahan. Para
dewa pembebas Suria  adalah  "lords."  Dalam  bahasa  Yunani
(KURIOS),  kata ini pasti mempersamakan Yesus dengan seorang
dewa - pembebas  seperti  lord-lord  lain  dari  agama-agama
mystery.  Bukannya  kata  "kurios"  diperuntukkan  khas guna
maksud ini. Kata "kurios"  dapat  dipersamakan  dengan  kata
"sir"  dalam bahasa Inggris. Tetapi kalau kata itu digunakan
tentang Caesar atau tentang seorang dewa pembebas,  maknanya
menjadi  agung.  Kata  itu tentu dapat dipakai tentang Yesus
dalam arti yang lebih tinggi sesudah ia ditablighkan  kepada
orang;  kalau  tidak  Yesus  akan lebih direndahkan dan pada
kedudukan dewa-dewa Attis, Tammuz atau Osiris. Sesudah  kata
itu  dipakai  bagi  Yesus,  maka beliau, tidak mungkin lain,
memperoleh beberapa tabiat dari para dewa-pembebas.
 
Ide tentang pembebas sebagai Putera Tuhan sudah ada beberapa
abad  sebelum Paulus, pada agama Hellenic (Griek Kuna), pada
Gnosticism, pada gerakan Hermetic. Concept Ibunda Tuhan yang
kini  dihubungkan  dengan  Maria, Ibu dari Yesus, telah jauh
berkembang pada dewi Isis, Cybele  dan  banyak  lagi  "mater
dolorosas" lain.
 
Dodd  dalam  studinya  yang tersohor tentang istilah-istilah
dalam bahasa Ibrani dan Yunani dari Wasiat  Lama,  memeriksa
kata-kata seperti 'God," 'Law," "Sin," "Atonement," "Faith,"
dan memperlihatkan bagaimana maknanya berubah  kalau  Ibrani
diganti dengan Yunani.
PAULUS
------------------------------------------------------------
 
Di antara ummat Yahudi Diaspora ada seorang perantau  Yahudi
Hellenist  di  bandar  Griek, Tarsus, ibukota negara Kilikia
yang epilepticus, yakni  berpenyakit  ayan.  Namanya  Syaul,
lebih dikenal dengan nama Grieknya Paulos (latinnya Paulus).
Dalam bahasa Griek tidak ada huruf syin  (sy),  dan  kalimat
"saulos"  dalam  bahasa Griek artinya banci, dan oleh karena
itu dijadikan namanya Paulos. Dukunnya dan teman jalan  pada
tahun-tahun   akhir  dari  masa  tablighnya  bernama  Lukas,
seorang Griek god-fearer, yakni mualaf.
 
Paulus tentang diri dan didikannya: Rum XI: I -  Karena  aku
ini   seorang   Israil  juga,  benih  Ibrahim,  suku  bangsa
Benyamin. 2 Korintus XI: 22 - Orang  Ibranikah  mereka  itu?
Demikianlah   juga   aku.   Orang   Israilkah   mereka  itu?
Demikianlah  juga  aku.  Keturunan  Ibrahimkah  mereka  itu?
Demikianlah  juga  aku.  Galatia  I: 14 - dan majulah aku di
dalam agama Yahudi lebih dari  pada  kebanyakan  orang  yang
sebaya  dengan  aku,  sebab teramat sangat usaha atas segala
adat-istiadat  nenek  moyangku.  Pilipi  III:   5   -   Yang
diselamatkan   pada  delapan  hari  umurku,  berasal  bangsa
Israil, dari pada  suku  bangsa  Benyamin,  seorang  Iberani
keturunan  orang  Ibrani;  tentang  hal  syari'at Torat, aku
seorang Parisi. Rum VII: 9 - Dahulu  aku  ini  hidup  dengan
tiada  bertorat  (yakni  masih belum baligh), tetapi tatkala
penyuruhan itu tiba (pada umur  12  tahun),  maka  dosa  itu
hidup pula
 
Mustahil  Paulus tidak dipengaruhi oleh gymnasium Yunani dan
komedinya. Bagi seorang Yahudi yang saleh, turut serta dalam
permainan  (games)  adalah  haram,  tetapi  mustahil baginya
untuk  tidak  melihatnya.  Dari  surat-surat  Paulus   dapat
ditarik  kesimpulan  bahwa  ia  adalah seorang penonton yang
gemar, asyik. Siapa yang tinggal  di  Tarsus  dan  berbahasa
Yunani  menghirup  jiwa  Hellenist,  tidak peduli agama atau
bangsa apa. Seorang Yahudi bisa saleh, tetapi tak bisa hidup
di  Tarsus  sebagaimana  di Yerusalem. Suatu drama kebaktian
yang terkenal adalah dari dewa Attis dan  dewi  ibu  Cybele:
Pada  suatu  hari  di  bulan Maret yang dikenal sebagai hari
Darah (bersamaan dengan Jum'at  Suci,  Goede  Vrijdag  ummat
Kristen),  patung  dewa Attis diikat pada suatu pohon sedang
mengeluarkan "darah" sampai mati. Darah  yang  sesungguhnya,
itu  diberi  oleh  para pendetanya yang menusuk-nusuk sambil
menari-nari kegila-gilaan. Adakalanya beberapa  dari  mereka
yang dirasuki itu, mengkebirikan dirinya, hal mana diketahui
oleh Paulus seperti ternyata dari Galatia V:  12  -  Biarlah
segala  orang  yang  mengguncangkan hatimu itu kudung. Dalam
Kitab Nabi Yehezkiel  VIII:  14  kita  baca  bahwa  beberapa
perempuan   Yahudi   menangisi   dewa  pembebas  Tamus  yang
terbunuh,  hal  mana  adalah  suatu  bukti  betapa   luasnya
pengaruh dari agama misteri kafir itu hingga diamalkan orang
di Yudea jua. Seorang anggauta  dari  cultus  misteri  tidak
terbatas  pada suatu faham agama. Ia mungkin seorang Gnostic
dalam theology, mungkin juga seorang  falaki.  Seorang  yang
menganut  suatu  filsafat Yunani tidak mustahil turut dengan
cultus  misteri  lain.  Segala  faham  yang  disatukan   ini
dinamakan syncretisme.
 
Para  sarjana  meragukan kebenaran Rasul-rasul XXII:3, dalam
ayat ini Paulus mengakui berguru kepada  Rabbi  Gamaliel  di
Yerusalem  sedang  ia besar dan dididik di Tarsus. Tak dapat
disangsikan bahwa  ia  bukan  seorang  Palestina,  melainkan
seorang  Yahudi  Griek.  Kalau  benar  ia  dididik di Yudea,
niscaya pengetahuannya tentang bahasa  Griek  kurus  sekali.
Paulus    menggunakan   Septuaginta,   itulah   Torat   yang
diterjemahkan  dan  diperluas  dalam   bahasa   Griek   pada
kira-kira tahun 200 S.M., terjemahan mana ditolak oleh ulama
Yerusalem.  Dalam  surat-suratnya,  Paulus   suka   mengutip
ayat-ayat   dari  Septuaginta,  misalnya  Rum  IX:17;  XI:4;
XII:19; 1 Korintus  III:19.  Ada  juga  ayat-ayat  yang  tak
terdapat pada Septuaginta, tetapi pada beberapa dokumen yang
ditemukan pada tahun 1947 di gua-gua dari Lautan Mati  (Dead
Sea Scrolls).
 
Bahasa  Paulus bukan Griek klassik, melainkan "koine," yakni
bahasa  sehari-hari.  Bahasanya  buruk  dan  sulit  difahami
orang,  hal  ini  tampak dari II Korintus XI:6 - "Sungguhpun
aku kurang faham di  dalam  hal  pertuturanku,  ..."  dan  2
Petrus   III:  16  -  "Demikianlah  di  dalam  segala  surat
kirimannya dikatakannya dari  hal  segala  perkara  itu.  Di
dalamnya   itu   ada   juga   beberapa  perkara  yang  susah
dimengerti, ..."
 
Paulus mengakui, ia seorang Parisi. Di Yerusalem diajar ilmu
Syari'at  Musa  dan  tafsirnya.  Di  antara  penganut mazhab
Parisi sendiri terdapat banyak  sekali  pertentangan  faham,
mungkin  lebih  banyak  dari  pada yang terlihat dalam kitab
Talmud.
 
Sebenarnya ada dua terbitan Talmud, ialah  yang  diterbitkan
di  Palestina  dan  yang  diterbitkan di Babilonia. Terbitan
Babilonia  ini  adalah  lebih   luas.   Terbitan   Palestina
bertarikh  dari  kira-kira  pertengahan  abad  ke  V Masehi,
sedangkan  terbitan  Babilonia   kira-kira   setengah   abad
kemudian.   talmud   terdiri  dari  aneka  warna  soal  yang
dahulunya  dikenal  semata-mata   sebagai   tradisi   lisan.
Intisari  dari kitab ini adalah Misyna, yakni "ulangan" yang
menafsirkan Syariat Musa;  sebaliknya  Misyna  ini  ditafsir
oleh  kitab  Gemara  yang artinya "sempurna." Juga ada bahan
dari kitab Tosefta,  yakni  "perlengkapan."  Al-Masih  dalam
kitab Talmud adalah manusia biasa dari darah dan daging yang
diutus Allah s.w.t., lain dari conceptnya ummat Nasrani yang
mempertuhankannya.  Referensi  tentang  Yesus  dalam  Talmud
banyak sekali menderita dari keadaan sukar  yang  disebabkan
oleh   pertengkaran  Yahudi-Nasrani  dan  akibat  pengejaran
Yahudi oleh Nasara Dalam banyak hal dengan  sengaja  dibikin
tidak  dapat  dimengerti  oleh  awam kecuali orang dalam dan
agar jangan dimengerti oleh padri Nasara  yang  mengumpulkan
dan  membakar  Talmud  bergerobak-gerobak karena dianggapnya
isinya adalah bid'ah.  Walaupun  demikian,  masih  ada  juga
sindiran-sindiran yang terang.
 
Baik Talmud maupun Misyna berisi sindiran tentang Yesus yang
berasal dari zina dan yang  dihina  kesuciannya.  "Kelahiran
yang  tak  halal dari Kristus senantiasa dipertahankan dalam
dogma yudaisme," kata S. Krauss.12
 
Kitab rasul-rasul  sebetulnya  kurang  menceritakan  tentang
apostel-apostel, akan tetapi bagian terbesarnya meriwayatkan
tentang Paulus sendiri. Setengah orang menduga bahwa  Paulus
adalah  seorang  "apostolos" yakni seorang amil dari Baitaal
Muqqadis, pengumpul uang zakat di  daerahnya  yang  kemudian
disetorkan  pada  bait-al  mal  di  Yerusalem,  di  mana  ia
mendengar tentang ajaran sufi  dari  Isa  Al-Masih  yang  ia
memerangi sebagai bid'ah.
 
Tentang  berbaliknya,  yakni  tobatnya  Paulus  dapat dibaca
dalam tiga saduran yang saling bertentangan dari kitab kisah
yang pendek, kenyataan mana menimbulkan pertanyaan yang mana
yang benar dan yang mana yang dusta. Rasul-rasul IX:  3,  4,
5, 6, 7 - Sedang ia berjalan dekat dengan Damsyik, tiba-tiba
memancarlah suatu cahaya dari langit  sekeliling  dia;  maka
rebahlah  ia  ke  tanah,  lalu  didengamya  suatu suara yang
mengatakan kepadanya: "Saul, Saul,  apakah  sebabnya  engkau
aniayakan  aku?" Maka sahutnya: "Siapakah engkau, ya Tuhan?"
Maka ia pun bersabda: "Aku  Yesus,  yang  engkau  aniayakan.
Bangkit dan masuklah ke dalam negeri, di sana akan dikatakan
kepadamu barang yang wajib engkau perbuat." Maka orang  yang
berjalan bersama-sama dengan dia itu pun berdiri tercengang,
mendengar suara itu, tetapi tiada nampak barang seorang pun.
Rasul-rasul   XXII:9   -   Sungguhpun   segala   orang  yang
bersama-sama dengan aku itu nampak cahaya itu, tetapi  tiada
mendengar  suara Dia, yang berkata kepadaku itu. Rasul-rasul
XXVI: 14 - Tatkala patik  sekalian  sudah  rebah  ke  tanah,
patik  dengar  suatu  suara  mengatakan  kepada patik dengan
bahasa Ibrani: "Saul, Saul, apakah sebabnya engkau aniayakan
Aku? Sukarlah bagimu menendang dosa."
 
Pada  saduran  yang pertama orang yang berjalan bersama-sama
dengan dia berdiri tercengang, mendengar suara, tetapi tiada
nampak  barang  seorangpun.  Pada  saduran  kedua orang yang
bersama-sama  dengannya  nampak  cahaya  itu,  tetapi  tiada
mendengar suara, sedang pada saduran ketiga bukannya berdiri
tercengang tetapi sekalian rebah ke tanah.
 
Paulus berpendapat bahwa para mualaf tidak harus disunat dan
tidak  harus pula tunduk kepada Syariat Musa, akan tetapi ia
yakin  bahwa  orang  Yahudi  tidak  bebas  dari  hukum   dan
kewajiban-kewajiban tersebut.
 
Nyatalah  dari  I KORINTUS 7 tentang asceticism (zuhud) dari
Paulus yang  berkata  "baiklah  laki-laki  jangan  menyentuh
perempuan,"  akan tetapi "lebih baik kawin dari pada menyala
berahinya." Dari  fasal  tersebut  bersumber  alasan  kenapa
padri  Roma  Katolik  tidak  menikah.  Paulus melihat isteri
bukan  sebagai  kawan  hidup  dalam  keluarga,  akan  tetapi
semata-mata  dari sudut kekelaminan (sex), dengan kata lain,
untuk melampiaskan berahi jangan  sampai  melacur,  berzina.
Untunglah  kaum  Fundamentalist  yang  berkata  bahwa mereka
mengikuti kata demi kata dari  kitab  suci  yang  diilhamkan
oleh  Tuhan  itu  (Sacra  Scriptura  Verbum Dei = Kitab Suci
adalah Firman Allah),  nampaknya  tidak  menganggap  terlalu
serius  nasehat  dari  Paulus.  Ia  sendiri barangkali tidak
pemandangannya (I KORINTUS 7:40), tetapi pada fikirannya hal
itu  juga  menurut "Roh Allah." Perlu ditambah di sini bahwa
menurut keyakinan Nasara, Allah itu roh yang memasuki  tubuh
makhlukNya, seperti Yesus, Paulus, dan seterusnya, sedangkan
keyakinan Islam Allah adalah pencipta roh, bukannya roh, dan
tidak diketahui zat oknum Allah.

Translate

© Copyright 2013 ujan tampear powered by Blogger |