
Konsili Nicea Awal Kesesatan
Masalah Arianisme,
-Tanggal perayaan Paskah,
-Skisma Meletia,
-Apakah Sang Bapa dan Sang Anak itu satu kehendak atau satu pribadi,
-Validitas pembaptisan yang dilakukan oleh kaum bidaah, dan
-Status dari orang-orang yang murtad pada masa penganiayaan Kaisar Licinius.
Konsili Nicea I, yang diselenggarakan di Nicaea, Bithynia (sekarang İznik di Turki), dan yang dihimpunkan oleh Kaisar Romawi Konstantinus Agung pada tahun 325 M. Tujuan diselenggarakannya konsili ini adalah untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dalam Gereja Aleksandria mengenai hakikat Yesus dalam hubungannya dengan Sang Bapa; khususnya, mengenai apakah Yesus memiliki substansi yang sama dengan Allah Bapa ataukah sekedar memiliki substansi yang serupa belaka dengan Allah Bapa.
Diangkatnya Yesus menjadi tuhan merupakan hasil keputusan Pada zaman
konstantinopel,Artinya 300 tahun lebih setelah Yesus tidak ada, barulah yesus "diangkat" menjadi tuhan hasil dari konsili para Imam paroki.Artinya Yesus pun tidak tau dan tidak menyangka kalau dirinya "diangkat" menjadi tuhan lewat hasil voting para imam di konsili nicea 325m.tentu sangat bertentangan dengan dengan kitab yg mereka sendiri yakini dimana mengawali doktrin Trinitas sangat bertentangan dr ayat-ayat injil
Yonane 17: 3 "Inilah hidup yang kekal, yaitu supaya mereka mengenal Engkau, Allah yang Esa dan Yesus Kristus yang telah Engkau suruhkan itu."
Ulangan 4:35 "Maka kepadamulah ia itu ditunjuk, supaya diketahui olehmu bahwa Tuhan itulah Allah, dan kecuali Tuhan yang Esa tiadalah yang lain lagi."
Ulangan 6:4 “Dengarlah olehmu hai Israel, sesungguhnya Hua Allah kita, Hua itu Esa adanya."
Perjanjian baru
Markus 12:29 "Maka jawab Yesus kepadanya. hukum yang terutama ialah: Dengarlah olehmu hai Israel, adapun Allah Tuhan kita ialah Tuhan yang Esa."
penghiantan serta awal kesesatan mulai terjadi dimana menutup sosok nabi dengan Ketuhanan
Yohanes 12:49-50 "Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan".
"Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."
Yohanes 8:18 Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang "MENGUTUS" Aku, bersaksi tentang Aku."
ide ide tersebut jelas untuk usaha politik serta melestraikan warisan Paganisme.
Peserta konsili
Konstantinus mengundang seluruh dari 1800 uskup Gereja Kristiani (kira-kira 1000 uskup di Timur dan 800 uskup di Barat), akan tetapi jumlah hadirin kurang dari 1800, dan tidak diketahui secara pasti. Menurut perhitungan Eusebius dari Kaesarea, jumlah peserta mencapai 250 orang,[7] menurut Athanasius dari Aleksandria ada 318 peserta,[8] dan menurut Eustathius dari Antiokhia ada 270 peserta[9] (ketiga-tiganya hadir dalam konsili ini). Di kemudian hari, Socrates Scholasticus mencatat bahwa jumlah peserta mencapai lebih dari 300 orang,[10] dan Evagrius,[11] Hilarius,[12] Hieronimus[13] dan Rufinus mencatat ada 318 orang.
Para uskup yang berpartisipasi diberi perjalanan gratis pulang-pergi dari keuskupannya masing-masing ke lokasi konsili, serta penginapan cuma-cuma. Para uskup ini tidak datang sendirian; masing-masing diizinkan membawa serta dua orang imam dan tiga orang diakon; dengan demikian jumlah total hadirin bisa mencapai 1500 orang. Eusebius mencatat mengenai rombongan besar para pengiring yang terdiri atas para imam, diakon, dan akolit yang hampir tak terhitung jumlahnya.
Konsili ini juga penting mengingat penganiayaan terhadap umat Kristiani baru saja berakhir dengan dikeluarkannya Maklumat Milanopada Februari 313 oleh Kaisar Konstantinus dan Kaisar Licinius.
Mayoritas peserta konsili adalah para uskup dari Timur. Dari antara mereka, peringkat utama ditempati oleh tiga orang patriark:Aleksander dari Aleksandria, Eustathius dari Antiokhia, dan Makarius dari Yerusalem. Banyak dari para Bapa Konsili yang hadir— misalnya, Pafnutius dari Thebes, Potamon dari Heraklea dan Paulus dari Neokaesarea — telah bertahan sebagai saksi-saksi iman mereka dan datang ke konsili dengan tanda-tanda penganiayaan yang masih berbekas di wajah mereka.
Peserta lain yang terkemuka adalah Eusebius dari Nikomedia; Eusebius dari Kaesarea; Nikolaus dari Myra; Aristakes dari Armenia (putra Santo Gregorius Sang Illuminator); Leontius dari Kaesarea; Yakub dari Nisibis, seorang mantan pertapa; Hipatius dari Granga; Protogenes dari Sardika; Melitius dari Sebastopolis; Achilleus dari Larissa; Athanasius dari Thessalia[14] dan Spyridion dari Trimythous, seorang uskup yang mencari nafkah dengan berprofesi sebagai gembala. Peserta yang berasal dari luar Kekaisaran Romawi adalah uskup Persia bernama Yohanes, uskup Goth bernama Theophilus dan Stratofilus, uskup Pitsunda di Egrisi (sekarang ini berlokasi di perbatasan Rusia dan Georgia di luar Kekaisaran Romawi).
Provinsi-provinsi berbahasa Latin mengutus sekurang-kurangnya lima wakil: Markus dari Calabria dari Italia, Cecilianus dari Kartago dari Afrika, Hosius dari Córdoba dari Hispania,Nikasius dari Dijon dari Gallia,[14] dan Domnus dari Stridon dari provinsi Danube. Paus Silvester I tidak dapat hadir, dengan alasan sudah tidak kuat lagi, namun dia diwakili oleh dua orang imam.
Di antara para asisten adalah Athanasius dari Aleksandria, seorang diakon muda dan pendamping Uskup Aleksander dari Aleksandria. Athanasius kelak membaktikan hampir sebagian besar sisa umurnya untuk melawan Arianisme. Aleksander dari Konstantinopel, yang saat itu seorang presbiter, juga hadir mewakili uskupnya yang sudah lanjut usia. .[14]
Para pendukung Arius adalah Sekundus dari Ptolemais, Theonus dari Marmarika, Zphyrius, dan Dathes, semuanya dari Libya dan Pentapolis. Pendukung lainnya adalah Eusebius dari Nikomedia,[15] Eusebius dari Kaesarea, Paulinus dari Tirus, Aktius dari Lydda, Menofantus dari Efesus, dan Theognus dari Nicea.[16][14]
“Dengan mengenakan kain ungu dan emas, Konstantinus melakukan arak-arakan masuk seremonial pada pembukaan konsili, mungkin di awal bulan Juni, namun dengan penuh penghormatan menempatkan para uskup mendahuluinya dalam arak-arakan.”[5] Menurut deskripsi Eusebius, Konstantinus “sendiri lewat di tengah-tengah barisan para uskup, seperti seorang utusan Allah, mengenakan busana yang berkerlipan seakan-akan terbuat dari berkas-berkas cahaya, memantulkan warna jubah ungunya, dan bertatahkan perhiasan emas yang cemerlang serta ratna mutu manikam.”[17] Dia hadir sebagai seorang pengamat, namun tidak ikut dalam pemungutan suara. Konstantinus mengorganisir konsili menurut tata-tertib Senat Romawi. “Ossius [Hosius] memimpin konsili pada saat perumusan keputusan; sangat mungkin dia, dan tentunya dua orang imam dari Roma, datang sebagai wakil Sri Paus.”[5] “Eusebius dari Nikomedia .
dan ancaman ancaman yesus sendiri terhadap penuhannya tersebut:
Matius 7:
21 "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."
22 "Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu,dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga"
23 "Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!!!"