
Asal Usul Nama yahudi(JEWS)

untuk menyalibnya. Kaum Yahudi inilah (International Jewry)
yang dikutuk baik dalam Injil maupun di dalam Al-Qur'an.
Mereka yang percaya menamakan dirinya NASARA, yakni KRISTEN;
sedangkan mereka yang kemudian menyaksikan akan kebenaran
Al-Qur'an dan Nabi Muhammad disebut Muslimin.
Dalam Perjanjian Lama, Ibrani (Hebrew) disebut "lisan
Kanaan" atau Yehudit (Jewish). Istilah "Ibrit" dibuat oleh
para Rabbani Palestina, dan ini adalah transliterasi dari
kata Aramiya: "Ibray," yang kemudian menjadi "IBRANI"
(Hebrew).4
Antara tahun 132 135 M. timbul pemberontakan terhadap
kekuasaan Romawi di bawah pimpinan Bar Kozibah. Namun
pemberontakan kaum Yahudi ini dapat dipatahkan oleh tentara
Romawi. Sebagai hukuman, maka Kaisar Hadrianus melarang kaum
Yahudi memasuki kota Yerusalem (Colonia Aelia Capitolina).
Mulai saat itu maka kaum Yahudi mulai meninggalkan
Palestina, bertebaran dan terpencar ke seluruh pelosok
dunia. Namun karena fitnah dan khianat orang-orang Yahudi
ini diusir dari Hejaz pada tahun 627 M., dari Suria pada
tahun 890 M.; dari Portugal pada tahun 920 M., dari Spanyol
pada tahun 1110 M., dari Inggris pada tahun 1290 M., dari
Perancis pada tahun 1306 M., dari Belgia pada tahun 1370 M.,
dari Czechoslovakia pada tahun 1380 M., dari Belanda pada
tahun 1444 M., dari Rusia pada tahun 1510 M., dari Italia
pada tahun 1540 M., dan dari Jerman pada tahun 1551 M.
Dari sana mereka kemudian memilih Turki sebagai donme (atau
thinmah = menjadi warganegara Osmania-Turki yang menerima
perlindungan) dan membayar jizyah sebagai imbalan. Setelah
itu lalu mereka memasuki aneka negara sebagai pedagang dan
ahli fikir. Antara tahun 1898 dan 1905 mereka
menyelenggarakan beberapa Konperensi secara rahasia.
Keputusan yang dikeluarkan oleh Konperensi pada tahun 1905
hingga kini masih tersimpan di Perpustakaan British Museum.
Sementara itu selama abad ke XIX mereka menyusun suatu
bahasa yang mereka namakan bahasa "IBRANI" tetapi pada
hakekatnya tidak lain dari pada bahasa "ARAMIYA MODERN."
LAHIRNYA KITAB SUCI YAHUDI
------------------------------------------------------------
Kitab Suci Yahudi yang kini dipergunakan adalah berdasarkan
atas teks MASSORAH. Renaissance dari Yudaisme baru timbul
ketika orang-orang Yahudi bebas menjalankan agamanya di
bawah kekuasaan Muslimin. Karenanya ulamanya tidak lagi
berbahasa Aramiya atau dialek Kildani, apalagi menulisnya,
mereka tidak dapat membaca aneka Kitab Sucinya. Oleh sebab
itu mereka hanya mengikuti tradisi lisan secara
turun-temurun.
Terpengaruh oleh peradaban, kebudayaan dan philology Arab,
para ulama Yahudi berkumpul untuk berusaha memelihara Kitab
Sucinya, yang diawali di Tiberias antara abad ke VI dan abad
ke IX, dengan mencoba-coba menghidupkan huruf-huruf mati dan
memberi titik-titik pada huruf yang bentuknya sama tetapi
ucapannya lain. Usaha ini diakhiri pada abad ke XI.
Terjemahan yang terbaru, yang dibantu oleh aneka saduran
yang terlebih dahulu dan musyawarah dengan ahli-ahli Yahudi,
ini digunakan baik oleh ORTODOX maupun REFORM JEWS yang
tersebar di seluruh dunia.
Setelah dibentuknya Persemakmuran Yang Kedua di bawah
pimpinan Ezra dan Nehemiah (lihat Kitab Nehemiah 8:8 dan
13:24), nyatalah betapa wajibnya TORAH itu ditafsir agar
semua orang dapat mengerti Kalam Tuhan. Para guru melihat
tafsiran ini sebagai sumber dari Tafsiran Aramiya Kuna yang
dikenal dengan nama TARGUM, yang semula disampaikan secara
lisan dan kemudian secara tertulis. Hal ini membuktikan
bahwa Bani Israel telah lupa akan bahasa Aramiya atau dialek
Kanaanit Kuna, yakni idiom yang digunakan di bagian besar
dari Asia Barat. Semua ini agak gelap seperti seluruh
sejarah Yahudi selama kekuasaan Persia (Iran).
Septuaginta, yakni terjemahan Greka (Yunani) adalah hasil
dari kontak Israil dengan peradaban Hellenistic yang
menguasai dunia pada masa itu; sedangkan terjemahan bahasa
Arab dilakukan oleh Gaon Saadya ketika banyak orang-orang
Yahudi berada di bawah kekuasaan Muslimin, dan terjemahan
Jerman dibuat oleh Mendelssohn dan madzhabnya pada permulaan
dari suatu zaman baru yang membawa orang-orang Yahudi ke
Eropa, di mana mereka itu berbicara suatu dialek Jerman,
yakni Yuddish.
Antara aneka terjemahan terdapat banyak keragu-raguan dan
perbedaan pendapat. Misalnya Philo dan orang-orang
Iskandariya, yang seagama dengannya melihat terjemahan
Septuaginta sebagai suatu karya dari lebih kurang 70 orang
yang diilhami, sedangkan para Rabbani Palestina berpendapat
bahwa Torah tidak dapat diterjemahkan. Ada cukup bukti bahwa
akibat dari aneka terjemahan itu kurang disukai, tetapi awam
terima saja dengan baik dari pada tidak faham sama sekali.
Perubahan terjadi selama dua generasi terakhir setelah
kontak dengan peradaban yang berbahasa Inggris. Para
penterjemah ke dalam bahasa Inggris, baik di U.S.A., maupun
di Inggris sendiri, ada banyak sekali. Dan tahun 1892-1901,
Jewish Publication Society of America membuat terjemahan
baru. Pada tahun 1908 badan tersebut bersama Central
Conference of American Rabbis mengeluarkan terjemahan lebih
baru di mana diperhatikan aneka saduran; baik yang baru
maupun yang kuna; teristimewa Septuaginta, saduran-saduran
dari Aquila, Symmachus dan Theodotion, Targum-Targum,
Pesyitta, Vulgata dan saduran Arab dan Saadya, juga
sindiran-sindiran dari tafsiran-tafsiran Yahudi dan para
ahli pada abad pertengahan. Pokoknya, Yahudi tidak mau
menerima interpretasi Kristen dan aneka terjemahan bukan
Yahudi (GOYIM) berada dalam Kitab Suci Yahudi, walaupun
mereka berhutang budi atas karya-karya terdahulu yang
dilaksanakan oleh Goyim, seperti oleh WYCLIFFE, TYNDALE,
COVERDALE dan sebagainya, sedangkan Vulgata, saduran Inggris
dan Douai, tetap digunakan orang-orang Katholik Romawi.
Adapun teks dan susunan Kitab-kitab Suci terjemahan, yang
sekarang menuruti tradisi Yahudi, terbagi atas tiga juz,
yakni:
1. HUKUM (Law, Torah, Pentateuchos),
2. NABI-NABI (Prophets, Nebi'im), dan
3. TULISAN-TULISAN (Writings, Ketubim ).
Dalam Nebi'im dan Ketubim, susunan Kitab-kitabnya
berbeda-beda dalam tulisan atau antara para ahli Yahudi;
namun demikian tidak ada kitab yang dipindahkan dari
juz-juznya. Misalnya Kitab-kitab Rut, Nudub Yermia dan
Daniel terdapat di juz Ketubim, dan tidak di juz Nebi'im
seperti halnya dalam saduran-saduran Goyim.
Yang pertama mengatur segala-galanya, jumlah hurufnya dan
seterusnya serta pengumpul semua catatan-catatan yang
dikenal sebagai MASORAH, adalah Yakob ben Haim Ibn Adoniyah,
penerbit dari Kitab Suci Rabbani yang kedua. Kini ada banyak
ulama yang bekerja dalam bidang ini seperti misalnya Wolf
Heidenheim, S. Frensdorff, S. Baer dan C.D. Ginsburg; teks
yang terakhir ini banyak digunakan di Synagoge.
Karena penterjemahnya bukan penyalin suatu teks, maka para
Rabbani menemukan 18 tempat di mana penulis dengan sengaja
merubah teks dengan dalih agar dapat difahami orang.
Orang-orang Yahudi Samaritan hanya menggunakan Torah dan
menolak Nebi'im dan Ketubim. Mereka lebih tekun akan ajaran
Nabi Musa a.s. dalam kepercayaannya dari pada orang-orang
Yahudi yang meninggalkan ajaran-ajaran kuna dari Israel.
Orang-orang Katolik, baik Gereka maupun Romawi, dan para
apostel Hellennist berpegang pada Septuaginta; sedangkan
orang Reformist, yakni Protestan, pada terjemahan yang
dipergunakan di Synagoge Askenazim.
HAGAR - SITI HAJAR
------------------------------------------------------------
KITAB KEJADIAN 16:1 - Hata, maka Sarai, istri Abram itu
tiada beranak; maka, adalah padanya seorang sahaya perempuan
Mesir, yang bernama Hagar.
GENESIS 16:1 - Doch Sarai, Abrams huisvrouw, baarde hem
niet; en zij had een Egyptische dienstmaagd, welker naam was
Hagar.
GENESIS 16:1 - Now Sarai, Abram's wife, bore him no
children. She had an Egyptian maid whose name was Hagar.
BUKHARI 60: 11, No. 11 - Firaun memberi Hajar kepada Sarah
untuk pembantunya.
Dari apa yang terurai di atas tak boleh ditarik kesimpulan
bahwa Siti Hajar adalah seorang hamba sahaya, karena dapat
dibaca dalam kitab Tafsir Taurat oleh seorang Rabbi yang
termasyhur, Salomon bin Ishak (1040-1105) dari Troye (=
Ilion = Pergame; sekarang Hissarlick di Turki) mengenai ayat
tersebut: "(Hajar) adalah puteri dari Firaun (Raja Mesir)
yang ketika melihat aneka mu'jizat dari pihak Sarah,
berkata, lebih baik untuk anak perempuan saya ini menjadi
pembantu dalam rumah (Ibrahim) dari pada gundik orang."
Catatan:
Rabbi- Rabbani, Guru Yahudi
Ahbar- Ulama Yahudi (Haverim)
Hakam- Hakim, Faqih Yahudi (Hakham)
Salawat- Synagogue
Bi-ya'- Gereja
Sawami- Biara Nasrani, Klooster.
BUKANNYA NABI ISHAK A.S.
TAPI NABI ISMAIL YANG HENDAK DIKURBANKAN
------------------------------------------------------------
KITAB KEJADIAN 16:16 - Maka pada masa Hagar memperanakkan
ISMAIL bagi Abram itu, adalah umur Abram 86 tahun
KITAB KEJADIAN 17:20 - Maka akan hal ISMAIL itu pun telah
kululuskan permintaanmu; bahwa sesungguhnya Aku telah
memberkati akan dia dan membiakkan dia dan memperbanyakkan
dia amat sangat dan dua belah orang raja-raja akan berpencar
dari padanya dan Aku akan menjadikan dia satu bangsa yang
besar.
KITAB KEJADIAN 21:2 - Karena Sarah pun mengandunglah lalu
beranaklah ia laki-laki seorang bagi Ibrahim ...
KITAB KEJADIAN 21:3 - Maka dinamailah oleh Ibrahim akan
anaknya, yang telah diperanakkan oleh Sarah baginya itu
ISHAK.
KITAB KEJADIAN 21:5 - Maka pada masa ISHAK, anaknya itu
jadi, adalah umur Ibrahim 100 tahun.
KITAB KEJADIAN 21:13 - Maka ANAK sahayamu itu pun (yakni
ISMAIL) akan aku jadikan suatu bangsa, karena ia pun DARI
PADA BENIHMU.
KITAB KEJADIAN 22:2 - Lalu firman Tuhan: Ambillah olehmu
akan ANAKMU YANG TUNGGAL ITU, YAITU ISHAK YANG KAU KASIHI,
bawalah akan dia ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di
sana akan korban bakaran ...
Dan apa yang terurai di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kata-kata "anakmu yang tunggal itu, yaitu Ishak yang kau
kasihi" adalah suatu interpolasi yang tendensieus," karena
pada masa Ishak, Ibrahim telah memiliki dua orang putera.
Pada masa sebelum Ishak dilahirkan, Ismaillah putera tunggal
dari Ibrahim, yang 14 tahun lebih tua dari Ishak.
AL-QUR'AN 37:100 - Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku
seorang anak yang termasuk orang-orang saleh. 101 - Dan Kami
beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang penyantun
(ialah Nabi Ismail a.s.); 102 -Maka tatkala anak itu sampai
pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!"
Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatku
termasuk orang-orang yang sabar." 103 -Tatkala keduanya
telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya.
Semenjak masa itu hingga sekarang, yakni semenjak Qur'an
belum diwahyukan atas Nabi Muhammad S.A.W. hingga kini,
peristiwa tersebut setiap tahun diperingati dan yang
disebut: Id el-Adha, Id Qurban, Lebaran Haji, Kurban Bayram,
dan sebagainya, pada saat mana seekor hewan disembelih guna
kurban.
ULANGAN 21:15 dan 17; Maka jikalau pada seorang laki-laki
adalah dua orang bininya, seorang yang dikasihi, seorang
yang dibenci, maka keduanya, yang dikasihi dan yang
dibencipun beranak laki-laki baginya, dan anak laki-laki
yang sulung itu dari pada bini yang dibenci... Melainkan
hendaklah diakunya akan dia anak sulung, jikalau ia anak
dari pada bini yang dibenci sekali pun, dan hendaklah
diberinya akan dia dua kali banyaknya dari pada segala yang
terdapat padanya, karena ialah hulu kuatnya dan ia juga yang
empunya hak kesulungan.
Kesimpulannya adalah bahwa Ismail a.s. berhak dua kali lipat
atas peninggalan (pusaka) Ibrahim a.s. dari pada Ishak a.s.
Menurut M. HYAMSON'S Dictionary of the Bible, dalam "Revised
Standard Version" Pasal 84:6, ada disebut BACA (baca:
BAKKAH) yang juga disebut dalam Qur'an, yaitu nama kuna
sebelum MAKKAH, di mana Nabi Ismail a.s. dibesarkan dan
mengajar ke-Esa-an Allah s.w.t. yang diwariskan dari ayahnya
Ibrahim a.s.
oleh:Prof. H.S. Tharick Chehab