Post

Natal dan Paganisme

Sarjana Kristian modern telah mengakui fakta bahwa tiga dekade pertama, “Agama Kristian” masih menjadi sebuah sekte Yudaisme dan bahwa lima belas pertama uskup agama Kristian dikhitan dan beribadah di sinagoga (bait) Yahudi. Kita telah semak bersama di atas bagaimana pasca pengenalan agama Kristian kepada orang-orang Romawi dan “pengawalan” Kerajaan Romawi terhadap agama Kristian yang mulai melihat banyak kebenaran dari misi Yesus yang dahulu disembunyikan dari rasul-rasul Yesus pertama.
  Kita telah lihat juga bagaimana “Trinitas”, kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember, perayaan Paskah, dan banyak doktrin pokok agama Kristian tidak di akui sebagai “kebenaran’ hingga setelah agama Yesus diadaptasikan oleh orang-orang pagan itu yang selama berabad-abad sebelumnya telah mengenal doktrin “Trinitas”, “juru selamat/Kristus dari dosa”, “inkarnasi Tuhan”, “kematian dan kebangkitan”, “Natal dan Paskah”, “tiga hari tiga malam di neraka”, “putra tunggal yang diperanakkan oleh Tuhan”, “dibunuh oleh musuh”, dan banyak hal-hal lainnya yang kemudian “diinspirasikan” kepada mereka oleh “Tuhan” agar di “tulis” dalam Bible sehingga mereka dapat melihatnya secara jelas. Jadi telah jelaslah bahwa tanggal 25 Desember itu sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali degan agama Nasrani, apalagi dengan kelahiran Yesus (Isa). Dalam hal ini AI-Qur'an telah memperjelaskan bahwa Nabi Isa kemungkinan besar tidak lahir pada tanggal 25 Desember sebagiamana yang diyakini agama Kristian, Firman Allah Taala yang bermaksud : "Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata : Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti lagi dilupakan. Maka Jibril menyuruhnya dari tempat yang rendah: Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu. Dan goyahkanlah pangkal pohon kurma itu kearahmu, niscayo pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu" (Maryam : 23 - 25). Dari ayat diatas Nabi Isa dilahirkan bertepatan dengan musim Kurma atau paling tidak pohon kurma masih berbuah, sedangkan bulan Desember dikenal sebagai bulan dimana pohon kurma tidak atau belum ada buahnya. Oleh karena itu yang lebih mendekati kebenaran, hari kelahiran Nabi Isa itu pada tanggal 13 Maret sebagaimana dirayakan oleh pemeluk Nasrani di Libanon dan Syiria, sebab pada bulan Maret pohon kurma memang sedang berbuah. Sekarang dari manakah kita mendapatkan kebiasaan memasang pohon Natal itu? Di antara para penganut agama Pagan kuno, pohon itu disebut "Mistletoe" yang dipakai pada saat perayaan musim panas, kerana mereka harus memberikan persembahan suci kepada matahari, yang telah memberikan mukjizat penyembuhan. Kebiasaan berciuman di bawah pohon itu merupakan awal acara di malam hari, yang dilanjutkan dengan pesta makan dan minum sepuas-puasnya, sebagai perayaan yang diselenggarakan untuk memperingati kematian "Matahari Tua" dan kelahiran "Matahari Baru" di musim panas. Rangkaian bunga suci yang disebut "Holly Berries" juga dipersembahkan kepada dewa Matahari. Sedangkan batang pohon Yule dianggap sebagai wujud dari dewa matahari. Begitu pula menyalakan lilin yang terdapat dalam upayara Kristian hanyalah kelanjutan dari kebiasaan kafir, sebagai tanda penghormatan terhadap dewa matahari yang bergeser menempati angkasa sebelah selatan. Encyclopedia Americana : "The Holly, the Mistletoe, the Yule log …are relics of pre-Christian times." "Rangkaian bunga Holly, pohon Mistletoe dan batang pohon Yule…yang dipakai sebagai penghias malam Natal adalah warisan dari zaman sebelum Kristian." Frederick J.Answer to Question: "The use of Christmas wreath is believed by authorities to be traceable to the pagan customs of decorating buildings and places of worship at the feast which took place at the same time as Christmas. The Christmas tree is from Egypt, and its origin date from a period long anterior to the Christian Era." "Hiasan yang dipakai pada upacara Natal adalah warisan dari adat agama penyembah berhala (paganisme), yang menghiasi rumah dan tempat peribadatan mereka yang waktunya bertepatan dengan malam Natal sekarang. Sedangkan pohon Natal berasal dari kebiasaan Mesir Kuno, yang masanya lama sekali sebelum lahirnya agama Kristian." New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge(Christmas): "How much the date of the festival depended upon the pagan Brumalia (Dec.25) following the Saturnalia (Dec.17-24), and celebrating the shortest day of the year and the 'new sun'… can not be accurately determined. The pagan Saturnalia and Brumalia were too deeply entrenched in popular custom to be set aside by Christian influence…The pagan festival with its riot and merrymaking was so popular that Christians were glad of an excuse to continue its celebration with little change in spirit and in manner. Christian preachers of the West and the Near East protested against the unseemly frivolity with which Christ's birthday was celebrated, while Christians of Mesopotamia accused their Western brethren of idolatry and sun worship for adopting as Christian this pagan festival." "Sungguh banyak tanggal perayaan yang terkait pada kepercayaan kafir Brumalia (25 Desember) sebagai kelanjutan dari perayaan Saturnalia (17-24 Desember), dan perayaan menjelang akhir tahun, serta festival menyambut kelahiran matahari baru. Adat kepercayaan Pagan Brumalia dan Saturnalia yang sudah sangat populer di masyarakat itu diambil Kristen…Perayaan ini dilestarikan oleh Kristen dengan sedikit mengubah jiwa dan tata caranya. Para pendeta Kristen di Barat dan di Timur Dekat menentang perayaan kelahiran Yesus Kristus yang meniru agama berhala ini. Di samping itu Kristen Mesopatamia menuding Kristen Barat telah mengadopsi model penyembahan kepada dewa Matahari." Perlu diingat! Menjelang abad pertama sampai pada abad keempat Masehi, dunia dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politeisme. Sejak agama Kristen masih kecil sampai berkembang pesat, para pemeluknya dikejar-kejar dan disiksa oleh penguasa Romawi. Setelah Konstantin naik tahta menjadi kaisar, kemudian memeluk agama Kristen pada abad ke-4 M. dan menempatkan agama sejajar dengan agama kafir Roma, banyak rakyat yang berbondong-bondong memeluk agama Kristen. Tetapi karena mereka sudah terbiasa merayakan hari kelahiran dewa-dewanya pada tanggal 25 Desember, mengakibatkan adat tersebut sulit dihilangkan. Perayaan ini adalah pesta-pora dengan penuh kemeriahan, dan sangat disenangi oleh rakyat. Mereka tidak ingin kehilangan hari kegembiraan seperti itu. Oleh karena itu, meskipun sudah memeluk agama Kristen, mereka tetap melestarikan upacara adat itu. Di dalam artikel yang sama, New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge menjelaskan bagaimana kaisar Konstantin tetap merayakan hari "Sunday" sebagai hari kelahiran Dewa Matahari. (Sun = Matahari, Day = Hari - dalam bahasa Indonesia disebut hari Minggu -- pen.) Dan bagaimana pengaruh kepercayaan kafir Manichaeisme yang menyamakan Anak Tuhan (Jesus) identik dengan Matahari, yang kemudian pada abad ke-4 Masehi kepercayaan itu masuk dalam agama Kristen. Sehingga perayaan hari kelahiran Sun-god (Dewa Matahari) yang jatuh pada tanggal 25 Desember, diresmikan menjadi hari kelahiran Son of God (Anak Tuhan - Jesus). Demikianlah asal usul "Christmas - Natal" yang dilestarikan oleh dunia Barat sampai sekarang. Walaupun namanya diubah menjadi selain Sun-day, Son of God, Christmas dan Natal, pada hakikatnya sama dengan merayakan hari kelahiran dewa Matahari. Sebagai contoh, kita bisa saja menamakan kelinci itu dengan nama singa, tetapi bagaimanapun juga fisiknya tetap kelinci. Encyclopaedia Britannica : "Certain Latins, as early as 354, may have transferred the birthday from January 6th to December, which was then a Mithraic feas … or birthday of the unconquered SUN … The Syrians and Armenians, who clung to January 6th, accused the Romans of sun worship and idolatry, contending… that the feast of December 25th, had been invented by disciples of Cerinthus…" "Kemungkinan besar bangsa Latin/Roma sejak tahun 354 M. telah mengganti hari kelahiran dewa Matahari dari tanggal 6 Januari ke 25 Desember, yang merupakan hari kelahiran Anak dewa Mitra atau kelahiran dewa Matahari yang tak terkalahkan. Tindakan ini mengakibatkan orang-orang Kristen Syiria dan Armenia marah-marah. Karena sudah terbiasa merayakan hari kelahiran Jesus pada tanggal 6 Januari, mereka mengecam bahwa perayaan tanggal 25 Desember itu adalah hari kelahiran Dewa Matahari yang dipercayai oleh bangsa Romawi. Penyusupan ajaran ini ke dalam agama Kristen, dilakukan oleh Cerinthus…"

Translate

© Copyright 2013 ujan tampear powered by Blogger |